Senin, 31 Desember 2012

Indonesia Harus Tahu, Garut Bukan Hanya tentang Aceng



Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi
            Di dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita akan selalu dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang mau tidak mau membuat kita harus memilih jalan mana atau pilihan mana yang akan kita ambil. Apapun jalan dan pilihan yang kita ambil akan memberikan kita sebuah konsekuensi yang juga mau tidak mau harus kita hadapi. Konsekuensi tersebut harus bisa kita sikapi dengan baik, karena seringkali ketika kita tidak bisa dengan baik menyikapi konsekuensi dari jalan hidup kita, akan ada orang yang dirugikan, baik itu diri sendiri, keluarga, ataupun orang banyak.
            Sebagai seorang public figure yang tentunya dikenal oleh masyarakat luas segala tindak tanduknya akan selalu menjadi perhatian. Siapa saja yang akan menempuh jalan untuk menjadi public figure tentu sudah tahu resiko dan konsekuensi tersebut, entah itu dia sebagai artis, olahragawan, ataupun pejabat publik. Seorang Aceng Fikri yang saat ini menjabat sebagai Bupati Garut tentu pasti tahu konsekuensi yang akan ia peroleh ketika mencalonkan diri sebagai Bupati, tetapi tampaknya ia tidak betul-betul siap dengan konsekuensi yang akan ia dapatkan.
            Masyarakat Kabupaten Garut saat ini boleh dibilang menjadi korban dari ketidaksiapan mental Aceng Fikri dalam mengemban amanahnya sebagai Bupati. Kasus nikah sirinya dengan anak di bawah umur (FO) dan kemudian menceraikannya dalam usia pernikahan empat hari dan dilakukan hanya lewat pesan singkat begitu menggegerkan negeri ini. Kontan saja Aceng langsung menjadi buruan awak media untuk dimintai keterangan mengenai permasalahan tersebut. Semestinya kehadirannya di media bisa dimanfaatkan untuk sedikit menenangkan publik yang sedang gaduh dengan permintaan maafnya secara tulus dan memberikan penjelasan yang bisa diterima oleh masyarakat. Namun yang dilakukan oleh Aceng justru sebaliknya, walaupun dia meminta maaf kepada seluruh masyarakat terutama masyarakat Garut melalui media, tetapi komentarnya ketika ditanya alasan kepada dia menceraikan istri mudanya tersebut dalam usia pernikahan yang baru berlangsung selama empat hari justru membuat masyarakat tambah geram. Rasanya tak perlu saya jelaskan seperti apa komentarnya, anda semua mungkin juga sudah tahu seperti apa komentar-komentar Aceng tersebut. Tapi kemudian keadaannya semakin tambah parah karena Aceng tidak juga legowo memenuhi tuntutan masyarakat Garut agar dia mau mundur dari jabatannya, bagaimanapun perangainya tersebut jelas sudah tidak mencerminkan seorang pejabat publik yang semestinya selalu menjaga wibawa. Padahal jika ia berbesar hati meletakan jabatannya, mungkin akan sedikit mendapatkan kompensasi ampunan dari publik.
            Setelah melalui proses politik dan hukum yang cukup panjang, nasib Aceng saat ini berada di tangan Mahkamah Agung. Beberapa waktu lalu hasil rapat paripurna DPRD Garut merekomendasikan pemakzulan Aceng kepada MA karena dianggap telah melanggar etika sumpah jabatan dan melanggar peraturan perundang-undangan no.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
            Namun walaupun Aceng pada akhirnya nanti bisa dimakzulkan, rasanya tetap tidak cukup untuk memulihkan citra Garut dengan cepat. Kasus yang menyeretnya tersebut tentu tidak hanya membawa kenestapaan kepada Aceng sendiri juga keluarganya, tetapi masyarakat Garut yang teu boga salah nanaon pun harus ikut menanggung beban. Wajar saja jika kemudian masyarakat Garut sangat marah kepada Aceng, karena Garut yang merupakan salah satu tempat destinasi wisata di Jawa Barat dengan segala keindahan alam dan kreativitas masyarakatnya untuk sementara harus rela lebih terkenal sebagai Kabupaten yang pemimpinnya khilaf  tak bisa membendung gelora birahinya dengan baik. 
            Peristiwa satu minggu lalu ketika saya berkunjung ke Jogja bersama tiga orang kawan setidaknya bisa menjadi bukti. Ketika kami menyambangi Polresta Yogyakarta untuk menginap di musholla yang ada di sana, salah seorang petugas polisi bertanya dari mana kami berasal. Kami lalu menjawab berasal dari Bandung (karena kami semua kuliah di Bandung, walaupun hanya saya yang asli dari kabupaten Bandung). Mendengar nama Bandung disebut bapak yang tak sempat kami ingat namanya tersebut secara spontan menyahut “kirain dari Garut”. Saya kemudian menimpali bahwa diantara kami ada salah seorang warga asli Garut yakni Alam Syah Pratama (salah seorang personil di blog ini) sambil menunjuk ke arahnya. Mengetahui dia sedang dibicarakan Alam kemudian datang menghampiri dan disambut dengan celetukan dari pak polisi itu “wahh ini nih anak buahnya Aceng”, mendengar celetukan pak polisi tersebut kami berempat hanya menimpalinya dengan tertawa. Dalam benak saya waktu itu hanya terpikir bahwa kasus Aceng memang telah mendapatkan perhatian banyak orang, tidak hanya di Garut dan Jawa Barat, tetapi juga di seluruh Indonesia.
            Namun ketika akhir-akhir ini saya renungkan kembali peristiwa tersebut dan juga berbagai tanggapan dari masyarakat luas di seluruh Indonesia tentang kasus Aceng, saya menjadi prihatin. Nama Kabupaten Garut, dengan sekejap dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sayangnya, Garut terkenal bukan karena hal positif seperti keindahan alam dan tempat-tempat wisatanya tetapi justru karena hal negatif yaitu skandal pernikahan siri sang Bupati.
            Semoga kejadian yang menimpa Garut menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa terkadang hal-hal positif yang banyak kita miliki bisa  tertutupi oleh satu hal negatif yang kita lakukan, apalagi jika status kita sebagai public figure yang akan selalu mendapatkan perhatian dari khalayak umum. Keadaannya tambah rumit jika persnya seperti di Indonesia saat ini yang selalu menganggap “bad news is good news, akan mendatangkan banyak fulus”. Boleh jadi, pak polisi yang saya ceritakan di atas dan juga masyarakat lain pun sebelumnya belum pernah mendengar Garut, namun karena pemberitaan media tentang Aceng yang berlebihan dan tidak seimbang mereka akhirnya menjadi tahu tentang Garut, sebuah tempat dimana seorang Bupati berskandal berada. Tidak heran ketika seseorang atau sebuah kelompok melakukan sebuah kesalahan, pers begitu membabi buta memberitakan kesalahan tersebut dengan harapan mendongkrak rating. Dampaknya citra buruk tidak hanya melekat kepada pihak yang melakukan kesalahan, tetapi pihak-pihak yang memiliki kedekatan secara biologis, emosional, dan sosial dengan pihak yang melakukan kesalahan tersebut pun citranya ikut terpuruk walaupun tidak memiliki dosa apa-apa.
            Saya hanya ingin semua orang tahu, di seluruh wilayah Indonesia dan juga di dunia. Garut lebih dari sekedar seorang Aceng, karena Aceng hanyalah nila setitik di Garut. Dia manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa, SEPERTI KITA SEMUA. Sudah sebaiknya kita berhenti untuk menghakimi Aceng, apalagi jika penghakiman itu juga diberikan kepada masyarakat Garut secara keseluruhan yang tak punya salah apa-apa. Dari sekarang anda harus melihat Garut dari sisi yang lain, karena anda akan melihat Garut sebagai kota yang penuh dengan pesona alam dan kreativitas masyarakatnya.
            Kabupaten Garut adalah salah satu tempat wisata favorit di Jawa Barat. Di sana ada komplek pemandian air panas, Situ Bagendit, Taman Satwa Cikembulan, Pantai Santolo, Candi Cangkuang, dan lain-lainnya. Garut juga terkenal dengan julukan Kota Intan, kemudian makanan khas Dodol dengan berbagai macam variasinya termasuk dodol campur coklat yang dikenal dengan chocodot, fashion berbahan dasar kulit, dan yang terakhir adalah domba yang kualitasnya sudah diakui dunia. Harusnya hal-hal itu yang diangkat oleh media ke permukaan, agar masyarakat tahu Garut yang sesungguhnya.
            Bukan apa-apa saya menulis artikel ini. Walaupun saya lahir di Bandung, tetapi bagi saya Garut punya ikatan emosional tersendiri. Bukan karena secara geografi Garut merupakan tetangga dekat Bandung, tetapi dari sejak kecil sampai sekarang Garut seringkali menjadi tempat bagi saya bersama keluarga ataupun teman-teman untuk melepas lelah dan kepenatan dari berbagai rutinitas dengan mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada di sana, Garut juga merupakan tempat dimana Ayah saya menuntut ilmu di sebuah pesantren dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan dari Garut jugalah sahabat terbaik saya Alam Syah Pratama dilahirkan.

Tulisan ini juga dimuat di http://politik.kompasiana.com/2012/12/31/indonesia-harus-tahu-garut-bukan-hanya-tentang-aceng-520344.html
           
           
           

Minggu, 30 Desember 2012

Golput di Pilgub Jabar 2013


Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi

            Sekitar dua bulan kurang lagi rakyat Jawa Barat akan melaksanakan pesta demokrasi regional untuk memilih pemimpin pemerintah provinsi Jawa Barat periode 2013-2018. Sudah kita ketahui bersama bahwa ada lima pasangan calon yang akan bertarung memperebutkan simpati rakyat Jawa Barat. Nomor urut satu ada pasangan independen Dikdik Mulyana-Cecep NS Toyib, nomor dua ada mantan Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin yang berpasangan dengan mantan Bupati Tasikmalaya Tatang Fahranul Hakim (diusung oleh Partai Golkar), nomor tiga ada Dede Yusuf yang merupakan wagub petahana berpasangan dengan mantan Sekretaris Daerah Pemprov Jawa Barat Lex Laksamana (didukung oleh koalisi Partai Demokrat, PAN, dan PKB), nomor empat yaitu calon gubernur petahana Ahmad Heryawan yang menggandeng aktor kawakan Deddy Mizwar sebagai cawagub (diusung koalisi PKS, PPP, Hanura, dan PBB), dan nomor lima yaitu Rieke Dyah Pitaloka yang berpasangan dengan aktivis anti korupsi Teten Masduki (diusung oleh PDIP).
            Kita tentunya berharap pilgub nanti akan berlangsung dengan aman, lancar, dan menghasilkan pemimpin Jawa Barat untuk lima tahun kedepan yang bisa membawa Jawa Barat ke arah yang lebih baik. Dan salah satu indikator dari kesuksesan sebuah pemilihan umum adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Sementara itu kita saat ini dihantui dengan kemungkinan tingginya angka golput (golongan putih) di pilgub yang akan berlangsung bulan Februari tersebut. Apalagi jika kita melihat data dan fakta angka golput di pemilu 2009 lalu dan di beberapa pemilukada yang sudah berlangsung menunjukan bahwa tren tingkat angka golput semakin terus meningkat dan memprihatinkan. Yang paling terbaru adalah hasil pemilihan wali kota Bekasi yang berlangsung sekitar satu pekan lalu. Berdasarkan hasil hitung cepat LSI masyarakat golput secara tidak resmi dapat dianggap sebagai pemenang, bagaimana tidak presentase pemilih golput ada di angka 51,1 %, sementara angka partisipasi masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya hanya sebesar 48,8 %. Tentu hal tersebut bukanlah sebuah hal positif dalam kehidupan demokrasi Indonesia, pun jika itu terjadi di pilgub Jabar nanti.
            Dari beberapa catatan dari beberapa pakar terutama para pengamat politik, saya dapat menyimpulkan tentang faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka golput dalam pemilu atau pemilukada. Pertama, masyarakat mengalami  kejenuhan karena terlalu banyak pemilihan umum yang berlangsung, dari mulai pemilihan anggota legislatif, pemilihan presiden/wapres, pemilihan gubernur, dan pemilihan bupati/wali kota. Kedua,  adanya kekecewaan terhadap pemimpin-pemimpin atau wakil rakyat yang ada saat ini sehingga membuat masyarakat menjadi pesimistis bahwa dalam pemilukada akan menghasilkan pemimpin daerah seperti yang mereka harapkan. Ketiga, administrasi dari KPU yang kurang baik, hal ini terutama berkaitan dengan masalah pendataan dan penetapan Daftar Pemilih Tetap. Boleh jadi ada seseorang yang hendak menyalurkan aspirasinya dalam pilkada justu tidak terfasilitasi karena namanya tidak tercantum dalam daftar pemilih tetap yang dikeluarkan KPU. Jadilah dengan terpaksa orang tersebut termasuk ke dalam kelompok golput. Keempat, sosialisasi yang kurang kreatif sehingga sosialisasi yang sudah dilakukan dalam jangka waktu lama pun menjadi tidak efektif meyakinkan masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya. Dan yang terakhir adalah karena murni faktor ideologi, dalam artian calon pemimpin yang tersedia dalam kontes pemilihan tidak ada satu pun yang mewakili ideologi yang ia yakini sehingga akhirnya orang tersebut memilih untuk golput.
            Untuk meminimalisir angka golput di pilgub nanti tentunya perlu strategi dan kerjasama dari semua pihak. Dalam hal ini tidak hanya KPUD Jawa Barat yang bertanggungjawab, tapi seluruh kandidat dan partai-partai politik yang ada harus bisa memberikan pendidikan politik positif agar masyarakat memiliki kesadaran dan keyakinan untuk menggunakan hak pilihnya. Jangan sampai kejadian di pilkada Bekasi terulang di pilgub Jabar nanti, karena kita sangat berharap pemimpin Jawa Barat yang nanti terpilih betul-betul merepresentasikan kehendak dan aspirasi masyarakat Jawa Barat secara mayoritas.
            Pilihan untuk tidak memilih merupakan hak bagi setiap warga negara yang memiliki hak pilih. Namun alangkah lebih bijaknya jika pilihan tersebut diambil atas dasar-dasar ideologis atau hasil selektifisasi terhadap calon-calon pemimpin yang ada. Kaum golput yang seperti itu mungkin akan lebih dimaklumi daripada kaum golput yang tidak menggunakan hak pilih karena sikap apatisnya terhadap proses politik dan sikap pesimistisnya akan terjadinya perubahan di tangan pemimpin hasil dari pemilihan umum.
            Secara khusus saya ingin menyampaikan kepada siapa saja yang dari saat ini sudah berniat untuk menjadi kaum golput karena sikap apatis dan pesimisnya, bahwa anda atau mereka harus berkaca kepada Wanda (25) seorang tahanan di salah satu LP yang ada di Cirebon. Saat diwawancara oleh HU Pikiran Rakyat setelah mendapatkan sosialisasi pemilukada dari KPUD Cirebon tentang akankah dia menggunakan hak pilihnya dalam pilwalkot dan pilgub nanti, dia menjawab “Saya tetap akan menggunakan hak pilih sebaik mungkin. Saya tidak akan golput, karena memilih pemimpin akan menentukan kemajuan daerah lima tahun ke depan”, (HU Pikiran Rakyat, 29 Desember 2012). Semoga saja semangat partisipatif dari Wanda dalam proses demokrasi yang akan berlangsung nanti juga menular kepada seluruh masyarakat Jawa Barat, karena satu suara anda menentukan masa depan Jawa Barat lima tahun ke depan. Salam Pemilukada!

Tulisan ini juga dipublish di http://politik.kompasiana.com/2012/12/30/golput-di-pilgub-jabar-2013-520077.html
           

Sabtu, 29 Desember 2012

Seperti Umar bin Khattab



 Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi

Suatu hari di perjalanan awal dakwahnya, Nabiyullah Muhammad memanjatkan doa kepada Allah swt. agar memberikan hidayah keislaman kepada salah satu diantara dua sosok Umar yang memiliki pengaruh kuat di Kota Mekah untuk lebih memperkuat dakwah Islam, dua Umar tersebut adalah Umar bin Hisyam yang lebih kita kenal sebagai Abu Jahl dan Umar bin Khattab. Singkat cerita Allah swt. mengabulkan permohonan Rasul, dan Umar bin Khattab lah yang Allah pilih untuk menemani Rasul dalam mengemban misi dakwah Rasul.
            Umar terkenal sebagai sosok yang keras dan kuat. Satu ayunan pukulannnya bisa langsung merontokan gigi siapa saja. Dia juga seorang yang ahli dalam strategi peperangan. Dengan segala kelebihannya tersebut tidak heran Umar menjadi sosok yang disegani dan ditakuti di seantero Mekah. Mungkin itu jugalah alasan Rasulullah memohon kepada Allah secara khusus untuk memberikan hidayah kepada Umar agar dakwah beliau bisa menjadi lebih mudah. Apalagi sebelum memeluk Islam Umar terkenal salah satu yang paling keras penentangannya kepada Rasul, tidak sedikit umat muslim yang mendapatkan siksaan dari Umar. Namun setelah Umar memeluk Islam, dengan kekuatan dan keberaniannya Ia selalu berada di garda terdepan untuk melindungi Rasulullah. Ia siap mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk membela agama Allah dan selalu tanpa kompromi terhadap segala kebatilan yang terjadi di hadapannya. Itulah yang kemudian membuat Rasulullah memberikan julukan Al-Faruk kepada Umar, yang berarti orang yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
            Itulah sekelumit gambaran tentang Umar bin Kahttab. Kalau boleh jujur, diantara empat sahabat utama Rasulullah yakni Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali, Umar lah yang paling saya idolakan dan yang paling ingin saya teladani kepribadiannya. Tentu bukan berrmaksud mengesampingkan kepribadian tiga sosok sahabat Rasul lainnya. Ketiganya tetap lah sosok istimewa dan luar biasa berjasa membantu Rasulullah dalam meraih kesuksesan mendakwahkan Islam di muka bumi. Ketiganya memiliki kelebihan akhlak masing-masing yang tentu sangat layak atau bahkan harus dijadikan teladan oleh umat muslim selain teladan utama dari Rasulullah. Abu Bakar terkenal dengan kedermawanan dan pahala ibadahnya yang sulit untuk ditandingi, Usman terkenal dengan kelembutan dan sifat pemalunya (sampai-sampai Malaikat pun malu kepadanya), dan Ali terkenal sebagai pemuda tangguh dan keluasan ilmunya. Namun bila melihat dan merasakan kondisi kehidupan saat ini, saya merasakan bahwa sosok kepribadian Umar yang sangat keras juga berani dalam menegakan kebenaran dan memberantas kebatilan sebagai kepribadian yang sangat ingin saya teladani dan sangat perlu untuk dimiliki oleh orang-orang yang punya cita-cita menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
            Sebelum memeluk Islam, Umar menggunakan kepribadian keras dan kuatnya untuk membela kepentingan kelompoknya dari gangguan kelompok lain, dan mungkin tanpa mempertimbangkan benar atau salah. Tapi setelah memeluk Islam, Ia menggunakan kepribadian keras, kuat, dan beraninya untuk membela agama Allah. Kerasnya Ia dilandaskan kepada perlu atau tidaknya dilakukan menurut perintah Allah dan Rasul-Nya, sedangkan kuatnya Ia dilandaskan kepada keyakinan bahwa tidak ada daya dan tidak ada upaya dari manusia melainkan kekuatan hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam, dan keberaniannya dilandaskan kepada ketakutan kepada Allah.
            Saat ini saya yakin sangat banyak orang yang memiliki keinginan untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar dalam setiap detik kehidupannya. Tapi keinginan itu seringkali gagal karena dilakukan dengan terlalu lembut saat dakwah sebetulnya sedikit perlu sikap keras, gagal karena melakukannya dengan lemah dan dikalahkan oleh kekuatan penguasa, dan juga gagal karena mental yang terlalu ciut karena dihadapkan pada suatu kondisi yang menakutkan. Sebaliknya banyak juga sebetulnya orang yang memiliki watak dan sikap keras, kuat, dan berani. Hanya saja watak kerasnya digunakan untuk melakukan kezaliman, kekuatannya dilakukan untuk melindungi kelaliman, dan keberaniannya digerakan oleh hawa nafsu untuk menuruti bisikan syetan.
            Sungguh tidaklah mudah menjadi sosok yang keras, kuat, dan berani. Atau mungkin lebih tepatnya sangat sulit menjadi sosok keras, kuat, dan berani, yang semuanya itu dilandaskan atas ketaatan dan ketakutan kepada Allah swt. Tetapi justru sangatlah mudah sebetulnya untuk menjadi sosok yang keras, kuat, dan berani, yang dilandaskan kepada kekeringan iman dan digerakan oleh hawa nafsu syetan.
            Tetapi dengan tekad dan doa kita harus yakin bahwa siapapun bisa meneladani Umar. Apalagi jika semuanya dinginkan karena diniatkan untuk meraih ridha Allah swt.  InsyaAllah, Allah Yang Maha Besar pemilik langit dan bumi akan menganugerahkan watak dan sikap keras, kuat, dan berani kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Yang paling penting sekarang adalah bagi siapa saja yang merasa telah punya watak atau sikap seperti Umar, agar bisa mempergunakannya di jalan Allah. Karena orang-orang seperti anda saat ini sangat dibutuhkan untuk menegakan dan mengembalikan kejayaan Islam di muka bumi ini. Dan bagi siapa saja yang saat ini sedang berusaha melatih dan menempa diri, disertai doa kepada Allah untuk meneladani Umar bin Khattab diharapkan agar tetap istiqomah saat kepribadian Umar yang dinginkan mulai Allah tanamkan di dalam jiwa raga.
Dengan sikap keras nan tegasnya seorang pemimpin dalam memperjuangkan kebenaran ia akan disegani anggotanya, tentunya ia juga harus tahu kapan momen yang tepat untuk menggunakan sikap keras dan ketegasannya itu. Sementara itu pribadi yang kuat seorang ulama bisa mematahkan gangguan dari pihak-pihak yang mencoba mengganggu aktivitas dakwahnya, misalnya gangguan dari preman yang sedang mabuk dengan gagah ia hadapi karena punya ilmu bela diri yang telah ia pelajari. Dan dengan keberanian dalam melawan kebatilan seseorang tak perlu takut untuk mengatakan SALAH pada perbuatan kontrakejujuran dan mengatakan BENAR kepada perbuatan memperjuangkan kejujuran, sekalipun ia dihadapkan kepada ancaman-ancaman yang membahayakan termasuk ancaman kehilangan nyawa.
Beberapa hal tersebut hanyalah sedikit contoh. Banyak hal lain untuk menegakan agama Allah ini yang memerlukan sosok-sosok seperti Umar bin Khattab. Saya, anda, dan kita semua tentu sangat ingin meneladani Umar. Menjadi sosok yang keras, kuat, dan berani dalam menentang, melawan, dan memusnahkan segala kemungkaran dan kezaliman di muka bumi ini, demi tegaknya agama Allah dan demi tercapainya tujuan hidup kita di dunia ini, yakni menggapai ridha Allah swt.
Wallahualam 

Tulisan ini juga diposting di http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/29/seperti-umar-bin-khattab-519795.html

Jumat, 28 Desember 2012

Ledakan Film 2012













Oleh : Alam Syah Pratama


Tahun 2012 dalam beberapa tahun yang lalu menjadi tahun yang angker, karena prediksi kiamat yang diramalkan oleh Suku Maya, namun dibulan Desember ini kita semua seluruh umat manusia bersaksi bahwa kiamat tidak terjadi di tanggal 21-12-2012, karena kiamat bukan ditentukan oleh ramalan atau kalender, sejatinya kiamat hanya rahasia Sang Penguasa Alam.
Tapi ditahun ini Indonesia memiliki ledakan yang sangat besar dalam dunia perfilman, ledakan yang ditorehakn oleh para insan film, lewat film yang menakjubkan, berkualitas tinggi, dan tak sekedar menjadi sebuah tontonan, tapi seni yang bercita rasa tinggi.
Cukup banyak film berkualitas yang menetas ditahun ini, meskipun masih ada saja film-film semu yang hanya menjual paras cantik dan badan seksi pemainnya lewat film bergenre horror. Tapi bersyukur setidaknya ada 3 film ditahun ini yamng menurut saya luar biasa, The Raid, 5cm dan Habibi & Ainun.
The Raid, film yang mampu menembus Hollywood ini dibintangi oleh aktor laga Iko Uwais , film yang menceritakan tentang pasukan elit yang membekukan sarang mafia ini, membuat kita benar-benar seperti melihat film aksi Hollywood dengan pemain lokal dan teknik silat yang memukau. Cerita yang menarik, saat Iko Uwais harus menyadari bahwa salah satu kawanan mafia yang harus dia taklukan adalah kakaknya sendiri yang diperankan Donny Alamsyah, ditambah olah musik yang digarap oleh pentolan Linkin Park, Mike Shinoda, membuat film ini seperti air segar ditengah gersangnya dunia film Indonesia.
5cm, film ini diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama, karya Donny Dhirgantoro. Menceritakan tentang 5 sahabat yang selalu menghabiskan waktu bersama, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah sementara, pertemuan mereka menorehkan cerita yang sangat hebat, dimana mereka bertemu lagi untuk mendaki gunung tertinggi Jawa, Semeru. Kisah sarat emosi tentang persahabatan, cinta dan sebuah mimpi yang mengubah segalanya, dipadu dengan gagahnya puncak Mahameru, kapastias Rizal Mantovani sebagai sutradara yang tak usah diragukan, juga para pemain seperti Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji dan Denny Sumargo, membuat kita seolah ikut berpetualang.
Habibi dan Ainun, film yang baru saja tayang sekitar sepekan, mampu menyihir jutaan penonton dalam waktu yang singkat, film yang menceritakan kisah Sang Jenius Habibi dan istrinya Ainun ini diangkat dari buku Habibi & Ainun yang ditulis oleh mantan Presiden itu sendiri, kisah yang benar-benar membuat kita mengerti arti Cinta Sejati ini diperankan apik oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari. Tokoh Habibi diperankan total oleh Reza, dari cara berbicara, mimik muka, hingga gerak tubuh Habibi, benar-benar mampu dijiplak oleh peraih piala citra ini. Dalam film ini kita akan dibuat merasakan betapa besar cinta Habibi dan Ainun.
Itulah 3 Film yang menjadi ledakan di 2012 ini, suatu kebanggan bagi saya anak Indonesia memiliki film sehebat itu. Disinilah tempat para penonton yang tidak hanya menonton dengan mata, tapi dengan hati.

Seni Memaksimalkan Daya Tarik












Oleh: Alam S Pratama


Memiliki kepribadian yang menarik pasti diidamkan setiap insan. Saya, Anda, maupun siapa saja. Kehadiran pribadi yang menarik selalu dinanti-nantikan banyak orang. Ketiadaannya dirindukan.

Sebagian orang mungkin berpikir hanya orang-orang yang cantik, ganteng secara fisik, pintar, atau bahkan kaya yang memiliki daya tarik? Sebenarnya tidak demikian!

Setiap orang berpotensi untuk menjadi seorang insan yang memiliki daya tarik tinggi, menjadi sosok yang dielu dan diharapkan. Termasuk kita sendiri! Pesona Kita bisa ditumbuhkan dan diciptakan dengan energy positif yang Kita miliki.

Bagaimana memunculkan aura positif Kita agar membuat ketertarikan bagi yang lainnya?

Berikut adalah 7 Seni Memaksimalkan  Daya Tarik yang saya dapat dari motivator saya Anne Ahira:

Teruslah Berbuat Baik Tanpa Pernah Menghitungnya

Lakukan kebaikan layaknya menulis di atas pasir dan pahatlah di batu untuk setiap kesalahan yang Kita lakukan.  Artinya, lupakan setiap kebaikan Kita kepada orang lain, tak perlu menghitung! Sikap seperti ini akan melatih keikhlasan,  dan pada saat terbiasa, Kita akan merasakan arti puas yang sejati.

Merendahlah Agar Menjadi Tinggi

Orang yang merendah justru banyak disenangi orang lain. Lain halnya dengan orang yang sombong, kerendahan hati merupakan perwujudan dari toleransi dan memiliki nilai yang tinggi.  Kerendahan hati dan kedamaian saling bertautan. Percayalah pada diri sendiri, dan singkirkan keinginan untuk selalu ingin membuktikan pada orang lain.

Jagalah Kemurnian

Tampil 'apa adanya'. Jadilah diri sendiri.  Untuk memiliki daya tarik
kita tidak perlu menjadi orang lain. Menjadi diri sendiri jauh lebih bernilai ketimbang kita selalu ingin tampil 'seperti orang lain'.

Jadilah Orang Yang Penuh Minat

Apa yang Kita katakan pada diri sendiri tentang kehidupan, dan diri Kita sendiri, dari hari ke hari, bisa memberikan  efek yang luar biasa. Sepanjang waktu, lihatlah diri Kita sendiri  sebagai pribadi yang menarik. Pertahankan  perasaaan itu sejelas mungkin dalam pikiran. Dengan sendirinya, 'alam' akan menarik segala hal yang penting untuk menyempurnakan perasaan dan pandangan Kita itu. Jadilah orang yang selalu ceria, penuh harapan, dan buat dunia ini terpikat pada Kita!

Wajah Ceria

Tertawa itu sehat. Buat wajah Kita selalu ceria.  Saat kita tersenyum, otak akan bereaksi dan memproduksi endorphin (zat alami yang memindahkan rasa sakit). Selain itu, senyuman akan membuat Kita bisa rileks. Senyuman juga akan menebarkan kegembiraan pada orang lain.
Tekankan dalam pikiran, saat Kita bersama orang lain, bahwa senyuman
dapat memperpendek 'jarak' antar orang lain.

Antusias dan Hasrat

Dua hal ini merupakan ibu yang melahirkan sukses. Antusias dan hasrat dapat mendatangkan uang, kekuatan dan pengaruh. Hal besar tak akan dapat dicapai tanpa antusias. Yakin selalu pada apa yang Kita kerjakan. Kerjakan tiap pekerjaan Kita dengan penuh cinta. Masukan antusias dalam pribadi Kita, maka ia akan menciptakan hal yang luar biasa buat Kita.

Tata Krama

Tingkah laku, kesopanan dan kebaikan bisa membuat orang lain percaya pada kita. Tata krama yang baik akan membuat orang lain merasa nyaman dengan kita. Tata karma merupakan sumber kesenangan, memberikan rasa aman, dan ini dilakukan dengan menunjukan penghormatan pada oran lain. Bersikap sopanlah pada setiap orang yang Kita kenal, tidak peduli status dan kedudukan mereka. Perlakukanlah
setiap orang dengan tata krama.

Tips Wawancara












Oleh: Alam S Pratama


Wawancara adalah kegiatan pencarian berita lewat narasumber yang pasti dilakukan oleh para wartawan, sebagai wartawan kampus, saya ingin berbagi tips wawancara, Check this out !

1. Persiapan
Pelajari dengan baik tema yang akan kita jadikan bahan berita, beritahu tema tersebut kepada narasumber sebelum kita melakukan wawancara. Pastikan tape recorder atau alat perekam lain berfungsi dengan baik, siapkan juga alat tulis bila ada hal penting yang perlu dicatat, atau berjaga bila tiba-tiba alat perekam rusak.
2. Aturan
Pastikan narasumber mengerti maksud wawancara kita, agar kita mendapat informasi yang kita harapkan. Narasumber harus mengerti bahwa saat diwawancara, apa yang dia katakan adalah On The Record, kita pun harus memberitahu dimana obrolan yang direkam dan dimana yang tidak.
3. On Time
Kecenderungan orang Indonesia adalah terlambat (ngaret), sebagai wartawan kita harus bisa tepat waktu dengan janji yang telah disepakati dengan narasumber, lebih baik kita yang datang terlebih dahulu, daripada kita terlambat, karena keterlambatan akan membuat narasumber kurang menghargai anda (apa lagi bila yang kita temui orang yang berjadwal padat).
4. Cerita Pembuka
Bila kita melakukan wawancara eksklusif dengan narasumber dirumah atau kantornya, coba teliti keadaan sekitarnya, hal-hal yang kita lihat dapat kita jadikan pembuka obrolan sebelum masuk sesi wawancara, misalnya kita melihat foto atau piala yang diapajang, coba kita tanyakan tentang benda tersebut, itu akan membuat kita leboih akrab dengan narasumber, sehingga wawancara akan lebih santai.
5. Sopan Santun
Sopan santun kita sebagai wartawan sangat diperlukan saat melakukan wawancara, dengan sikap ini kita dapa melakukan wawancra dengan baik dan hasil yang akan lebih memuaskan, karena narasumber nyaman dengan sikap kita.
6. Pahami
Saat melakukan wawancara, dengarlah dengan baik apa yang disamapaikan narasumber, jangan hanya bertanya dan merekam, bila ada pernyataan dari narasumber yang kurang dimengerti, coba sanggah dengan sopan dan minta penjelasan lebih jauh.
7. Diam adalah Emas
Kadang kita tidak selalu mengerti apa yang diungkapkan narasumber, tapi tidak semua orang suka disanggah saat berbicara, cara terbaik bila kita kurang mengerti dengan apa yang diutarakan narasumber adalah diam sejenak dan tatap matanya dengan ekspresi sedikit bingung, narasumber akan dapat membaca mimik muka kita, dan akan bertanya kepada kita, barulah disana kita tanyakan ulang jawaban yang belum kita mengerti.
8. Fokus
Saat mewawanara lebih baik dengarkan dan tatap muka narasumber, jangan terlalu sering melihat catatan, karena itu akan mengganggu narasumber, ciptakan suasana santai sehingga narasumber akan nyaman.
9. Tutup
Sebelum mengakhiri, lakukan konfirmasi akan jawaban yang diberikan narasumber, barangkali ada kekeliruan persepsi. Bila narasumber adalah orang yang baru kita temui, jangan ragu meminta no kontak atau alamat e-mail, untuk memudahkan komunikasi. Jangan lupa berterimakasih atas waktu dan infromasi yang diberikan narasumber.

Selagi ingatan wawancara masih segar, coba untuk langsung menyusun laporan berita dari hasil wawancara yang kita lakukan.

Selamat menjadi Wartawan yang Sukses !

Pemahat Kehidupan












Oleh: Alam S Pratama

Begitu banyak kisah didunia ini, berupa cerita rakyat, dongeng, mitos ataupun kisah hidup, dan kisah ini adalah salah satu kisah yang ada didunia yang dapat menjadi renungan untuk menjalani kehidupan.


Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun.
Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.
Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa.
Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.
Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.
Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."
Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.
Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!"
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.

Dari kisah tersebut kita bisa mengambil hikmah, kita bayangkan rumah yang dibangun adalah kehidupan kita, setiap gergaji yang menggesek, satiap paku yang dipukul, setiap cat yang teroles, lakukanlah dengan segenap hati, sebab kehidupan kita saat ini adalah akibat dari tindakan kita dimasa lalu dan, maka masa depan kita adalah hasil dari tindakakan kita saat ini. Maka lakukan yang terbaik untuk masa depan yang baik.