Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi
sumber gambar: http://www.bolaindo.com/2012/07/18/perdamaian-viking-the-jak-hanya-di-permukaan/
Memalukan!
Kata itu saya rasa tepat disematkan kepada para oknum supporter Persija dan
Persib yang hadir di Stadion Maguwoharjo kemarin. Betapa tidak, partai klasik
yang selalu ditunggu-tunggu oleh jutaan pasang mata penonton justru dirusak
dengan ulah-ulah tak terpuji para oknum supporter tersebut.
Padahal kita tahu, saat partai
Persija dan Persib yang sedianya dilangsungkan sekitar satu bulan yang lalu di
Stadion Gelora Bung Karno itu ditunda karena ulah oknum supporter Persija, para
pemain beserta offisial dan seluruh pecinta sepakbola tanah air juga sudah
sangat kecewa. Tetapi saat partai tunda itu digelar kemarin, lagi-lagi kita
harus dikecewakan oleh (lagi-lagi) para oknum supporter yang tak
bertanggungjawab.
Pertandingan yang sebetulnya
berlangsung cukup seru beberapa kali harus dihentikan karena adanya gangguan
dari oknum supporter seperti ledakan petasan dan juga lemparan benda-benda ke
arah pemain yang sedang berlaga di lapangan. Kejadian itu membuat Manajer
Persib Umur Muchtar dan Menpora Roy Suryo turun tangan untuk menenangkan
suppoter. Tidak hanya itu, yang tidak kalah memprihatinkan adalah gesekan kedua
supporter selama pertandingan berlangsung. Untung saja, ketika terjadi
bentrokan fisik, petugas keamanan sigap menstabilkan kondisi sehingga bentrokan
tersebut langsung mereda. Namun gesekan secara verbal antara kedua supporter
terus berlangsung sampai pertandingan usai.
Baik oknum suppoter Persija dan juga
Persib saling menghinga dan mencerca selama pertandingan berlangsung dengan
kata-kata yang sama sekali tidak pantas diucapkan. Apalagi pertandingan
tersebut disiarkan secara langsung dan disaksikan jutaan pasang mata di seluruh
wilayah Indonesia. Bahkan amat sangat mungkin, ada banyak anak-anak yang juga
turut menyaksikan perilaku oknum suppoter yang sangat tidak layak untuk
dicontoh tersebut.
Tindakan Bodoh
Saya hanya bisa menggelengkan kepala
dan menggerutu sendiri ketika para oknum supporter kembali berulah. Bagi saya
sangat tidak bisa diterima akal sehat kenapa para oknum supporter tersebut
masih saja bertindak seperti itu. Bukan kah mereka tahu pihak yang paling
dirugikan dari ulah mereka siapa? Sama sekali bukan mereka! Justru yang paling
dirugikan adalah klub yaitu para pemain dan juga offisial tim. Kita semua tahu
Persija dan Persib sudah sering sekali mendapatkan sanksi dari pengelola liga
baik itu berupa denda atau pun larangan bermain tanpa disaksikan penonton.
Kalau sudah begitu, siapa yang menanggung? The Jak dan Bobotoh? Bukan bung,
klub lah yang harus menanggung! Ketika klub mendapatkan sanksi berupa denda dan
dilarang bermain tanpa penonton tentu sangat merugikan, apalagi bila dilihat
dari sisi finansial. Lantas, kenapa mereka para oknum masih saja bertindak
bodohhhhhhhhhh???!!!!!
Coba pikirkan. Para supporter datang
ke stadion tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk mendukung tim yang
dicintainya agar bisa bertanding dengan penuh semangat dan meraih kemenangan.
Tapi dengan gangguan-gangguan seperti yang dilakukan oknum kedua kelompok
supporter kemarin sama sekali bukanlah bentuk dukungan.
Apa para pemain bisa bermain
maksimal mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam kondisi pertandingan yang
penuh dengan berbagai macam gangguan? Bisakah kedua sebelesan bertarung seru
kalau sedikit-sedikit pertandingan terpaksa dihentikan? Bisakah juga para
pemain berkonsentrasi jika selama pertandingan mereka mendengar kedua sebelasan
saling menhina dengan kata-kata yang sama sekali tidak pantas diucapkan? Jelas
tidak akan bisa!! Dan kalau sudah begitu, masyarakat pecinta sepak bola lah
yang merugi. Kita sudah sangat antusias menantikan duel klasik antara Persija
dan Persib. Yang kita harapkan adalah duel sengit saling menyerang dari kedua
tim. Kalau pun ada benturan keras antar pemain, tentu bisa kita maklumi selama
itu masih ada dalam batas nilai-nilai sportivitas. Namun yang terjadi kemarin
sangatlah jauh dari harapan. Betul-betul
membuat saya muak!
Mau sampai kapan?
Saya bukannya tidak tahu bahwa
antara supporter Persija, The Jak Mania, dan supporter Persib, Viking, memiliki
riwayat permusuhan panjang. Bahkan ketika saya masih ABG atau masa alay atau
masa apapun lah namanya, saya pernah terhasut untuk ikut larut membenci The Jak
Mania. Namun ketika bertambahnya usia menuju kematangan berpikir saya sangat
sadar bahwa permusuhan antara Viking-The Jak sama sekali tidak aga gunanya.
Saya berani bertaruh, tidak ada secuil manfaat apa pun dari sebuah permusuhan.
Apalagi jika permusuhannya dilakukan berjamaah dan terus menerus diturunkan ke
generasi selanjutnya.
Kalau kerugian?
Sangatttttttttttttttt banyaakkkkkkkkkkkk. Kita tahu, bahwa kota Jakarta dan
kota Bandung sebagai basis kedua supporter tersebut merupakan kota sentral di
Indonesia. Dua kota tersebut saling menunjang satu sama lain. Sok lah da saya ge apal, orang Bandung
termasuk para oknum yang sering membuat onar pasti akan ada waktunya butuh
datang ke Jakarta. Emut cep, pami bade ka luar negeri samisal ngahajikeun teh
kedah liwat Soekarno-Hatta erpot. Moal tiasa liwat husen mah. Sok sing emut, da
di Jakarta teh seeur dulu urang anu nuju milari nafkah, nyiar elmu, jeung
sajabana. Naha redo lamun dulur-dulu urang eta digebukan gara-gara mumusuhan
Viking-The Jak? Teu redo kan nya? Matakna alereun garelo teh!!
Sekarang saya tujukan kepada
abang-abang Jakarta. Kalau lagi penat dan sumpek, apa Jakarta punya tempat yang
sejuk dengan pemandangan indah untuk merehatkan beban pikiran? Saya tahu sudah
sangat sulit. Dan saya juga tahu bahwa abang none Jakarta sudah jatuh cinta
kepada sebuah daerah bernama Lembang. Dan apakah Lembang bisa dipindahkan ke
Jakarta agar bisa bebas dinikmati oleh abang-abang sekalian? Kaga bise bang! Lembang ya tetap di Bandung, kagak akan bise dibawa kemane-mane!
Itu hanyalah sedikit contoh
bagaimana sebetulnya warga Jakarta dan warga Bandung sangat saling membutuhkan
dan sangat saling ketergantungan. Jika begitu, sudah selayaknya warga Bandung
dan warga Jakarta saling menyayangi, saling berangkulan, dan saling mendorong
satu sama lain agar Jakarta dan Bandung bisa terus maju. Karena tidak bisa
dipungkiri, Jakarta dan Bandung –selain kota besar lain – merupakan etalase
negara Indonesia. Jadi kalau warga
Jakarta dan warga Bandung bermusuhan karena dikompori oleh The Jak dan Viking,
maka itulah wajah Indonesia di mata dunia. Masyarakatnya saling bermusuhan. Mau
dianggap seperti itu?
Maka dari itulah saya menghimbau
kepada saudara-saudara saya bang The Jak dan cep Viking agar segera sudahi
permusuhan ini, karena sama sekali tidak ada secuil pun manfaatnya bagi kita.
Yang ada justru segudang kerugian sebagai buntut permusuhan tersebut. Jadi mari
kita saling menyayangi bang The Jak dan cep Viking!
Tulisan ini juga diposting di : http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/08/29/berdamailah-bang-the-jak-dan-cep-viking-588003.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar