Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi
sumber gambar: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/353227-gita-wirjawan-terpilih-jadi-ketua-umum-pbsi
Indonesia sukses meraih dua gelar
juara dalam helatan Kejuaran Dunia Bulutangkis 2013 yang diselenggarakan di Guangzhou,
China, beberapa hari yang lalu. Dua gelar tersebut diberikan oleh ganda putra
Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir
setelah berhasil menumbangkan lawan-lawannya di final.
Kesuksesan duta bulutangkis
Indonesia tersebut tak ayal membuat seluruh komponen bangsa dilanda euforia
kebanggaan. Apalagi keberhasilan mereka diraih dalam moment menjelang
peringatan HUT RI yang ke-68. Tentu itu merupakan kado spesial yang patut untuk
disyukuri oleh bangsa Indonesia. Selain itu, dua gelar ini juga berhasil
meruntuhkan dominasi China yang pada dua gelaran sebelumnya selalu menyapu
bersih gelar. Ini menandakan bahwa dunia bulutangkis Indonesia belum lah habis.
Kita masih memiliki asa untuk kembali bangkit meraih predikat rajanya
bulutangkis dunia.
Selain faktor kemampuan dan semangat
juang Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir,
keberhasilan kontingen Indonesia dalam meraih dua gelar juara dunia juga tidak
terlepas dari kerja keras para personel di luar lapangan, salah satunya adalah
Gita Wirjawan selaku Ketu Umum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
Walaupun belum genap satu tahun mengemban amanah Ketua Umum PBSI, tetapi Gita
sudah memberikan secercah harapan kepada para penggemar bulutangkis Indonesia
bahwa ia sudah membawa dunia bulutangkis Indonesia di jalan yang tepat. Seperti
kita ketahui, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini prestasi Indonesia
cenderung turun naik dan selalu berada di bawah bayang-bayang negeri tirai
bambu.
Memang kapabilitas Gita sebagai
Ketua Umum PBSI belum sepenuhnya teruji, tetapi diakui atau tidak, dua gelar
juara dunia bulutangkis 2013 tersebut tetap saja mengangkat citra seorang Gita.
Terlebih lagi Gita Wirjawan yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI
ini sedang gencar diberitakan sedang pasang kuda-kuda untuk menjadi Capres di
Pilpres 2014 nanti. dan kalau Gita mau, dua gelar itu bisa dijadikan “modal”
promosi baginya ke masyarakat.
Namun yang harus dihindari adalah
ketika promosi itu dilakukan berlebihan sehingga yang terjadi adalah “politisasi
dunia bulutangkis”. Adalah hal yang wajar ketika seseorang yang hendak
mencalonkan diri sebagai pejabat negara membeberkan prestasinya kepada masyarakat.
Hanya saja jangan sampai maksud promosi tersebut justru keluar dari ranah yang
seharusnya. Kita sudah cukup trauma dengan tim nasional sepakbola Indonesia di
turnamen piala AFF 2010. Ditengarai salah satu faktor kegagalan Indonesia
meraih gelar juara adalah karena maraknya usaha politisasi yang dilakukan beberapa
politisi terhadap tim nasional yang sedang ada dalam performa terbaik.
` Well,
tentu saja kita tidak mau hal itu terjadi juga di dunia bulutangkis. Silahkan
saja jika memang nanti Gita Wirjawan memiliki niat untuk menjadi orang nomor
satu di Indonesia. Namun, jangan sampai niat tersebut dibumbui dengan “eksploitasi
politik” prestasi dunia bulutangkis. Ditakutkan, jika itu terjadi justru malah
kontraproduktif terhadap prestasi bulutangkis selanjutnya.
Tulisan ini juga diposting di http://politik.kompasiana.com/2013/08/19/juara-dunia-dan-pencapresan-gita-585325.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar