gambar: http://www.rimanews.com/read/20121002/77106/dua-jenderal-nanan-dan-dikdik-ramaikan-pilgub-jabar
Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi
Beberapa saat yang
lalu baru saja dilangsungkan debat kandidat cagub/cawagub Jawa barat 2013 di
Metro TV. Dari penampilan lima pasangan kandidat yang ada, menurut saya belum ada
satu pun yang bisa betul-betul menjadi sosok yang menjanjikan dan meyakinkan
untuk memegang amanah kepemimpinan Jawa Barat untuk periode 2013-2018. Salah
satu indikator yang saya catat ialah beberapa calon masih terlalu banyak
bertele-tele dalam melakukan paparan program atau pun juga menjawab pertanyaan
yang diajukan kepadanya, sedangkan substansi yang semestinya menjadi titik
penekanan kurang bisa tersampaikan karena terbatasnya waktu. Kemudian dalam
memberikan jawaban dari sebuah pertanyaan mengenai solusi penanganan dari
sebuah permasalahan hampir semua calon memberikan jawaban normatif dan terkesan
mengambang.
Setelah hampir selama dua jam saya
mengamati dengan seksama performa yang ditunjukan oleh pasangan cagub-cawagub,
saya memiliki gambaran penilaian terhadap kemampuan semua calon yang saya
terjemahkan ke dalam nilai angka skala antara 1-10, dimana hasilnya sebagai
berikut:
1. Dikdik Mulyana AM-Cecep
NS Toyib
Pasangan ini saya beri nilai 5. Nilai
merah ini saya berikan tentunya bukan tanpa alasan. Hal yang paling saya soroti
adalah kemampuan berbicara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
masyarakat, pakar, dan juga kandidat lainnya justru memperlihatkan bahwa
seharusnya Toyib lah yang lebih layak untuk menjadi calon gubernur. Meskipun tidak
bisa menjawab sempurna, namun paling
tidak Toyib mampu menjawab sesuai konteks permasalahan yang ditanyakan, berbeda
dengan partnernya Dikdik yang
seringkali menjawab keluar dari konteks permasalahan yang ditanyakan.
2. Irianto MS
Syafiuddin-Tatang F Hakim
Pasangan kandidat
Indramayu-Tasikmalaya connection ini
saya beri nilai 5,5. Pengalaman Yance dan Tatang menjadi Kepala Daerah selama
dua periode memang menjadi bekal berharga mereka menghadapi pilgub ini.
Sayangnya, pengalaman tersebut belum terartikulasikan secara penuh dalam
performa mereka tadi. Hampir sama tapi beda dengan nomor urut satu, dimana
figur cawagub lebih baik daripada figur cagubnya sendiri. Mungkin secara
pengalaman Yance dan Tatang hampir sama, tetapi dalam hal ketepatan dan kecermatan
memberikan jawaban ataupun memberikan pertanyaan kepada kandidat lain, Tatang
lebih baik dari Yance. Yance beberapa kali bertele-tele menyampaikan hal yang
tidak penting untuk disampaikan, sehingga substansi visi-misi yang semestinya
ia sampaikan kepada khalayak luas, tidak bisa maksimal tersampaikan karena
waktu yang disediakan banyak tersedot hal-hal tidak perlu. Catatan lainnya,
ketika memberikan pertanyaan, beberapa kali Yance terkesan ingin menjatuhkan
lawan politiknya. Tentu itu bukanlah hal baik.
3.
Dede Yusuf ME-Lex Laksamana
Untuk pasangan ini saya beri nilai
6,5, atau yang terbaik diantara para calon lain. Sayangnya kalau harus jujur
nilai itu 95 % diberikan karena peran Dede Yusuf yang sangat dominan. Sementara
Lex sejujurnya masih kurang bisa mengimbangi gaya energik Dede sebagai
politikus muda. Hal itu terlihat dari cara Dede dan Lex menyampaikan paparan
program atau pun menjawab pertanyaan, keduanya cukup kontradiktif. Dede selalu
percaya diri, lugas, dan tegas dalam menyampaikan gagasan-gagasan, dengan
gayanya tersebut tentunya cukup mampu untuk mempengaruhi psikologi pemilih.
Sedangkan Lex Laksamana tidak menampakan kepercaya dirian seperti yang Dede
tunjukan, dia pun masih terkesan kurang lugas dant tegas dalam memberikan
paparan. Entah itu dipengaruhi faktor usia atau tidak, yang pasti itulah
kenyataannya dari persepsi saya pribadi.
4. Ahmad Heryawan-Deddy
Mizwar
Nilai 6 saya berikan untuk pasangan
ini. Hampir sama tapi sedikit beda dengan nomor urut 3, nilai 6 ini saya
berikan karena peran cagubnya yang sangat dominan ketimbang cawagub. Aher
selalu tampil tenang namun tetap lugas dan tegas dalam memberikan paparan visi
misi atau juga menjawab pertanyaan, bahkan sekalipun selama acara tersebut—yang
saya catat—dia adalah orang yang paling sering diserang, Aher tetap tenang
mengumbar senyum bersahabat tanpa terpancing untuk membalas menyerang kandidat
lain. Titik lemah pasangan ini jujur saya katakan ada pada Deddy Mizwar. Tokoh
idola saya di dunia entartainment ini
masih perlu banyak belajar mengenai politik dan ketatanegaraan.
Kekurangmengertian Deddy karena memang kurang pengalaman terlihat jelas ketika
mendapat pertanyaan dari Teten Masduki. Dia malah balik bertanya mengenai
kevalidan data yang dimiliki Teten berkenaan pertanyaan yang diajukan,
sementara dia sendiri pun sebenarnya tidak memiliki pembanding mengenai sebuah
data yang dimiliki Teten tersebut, sehingga dalam kondisi itu lah saya
menganggap apa yang dilakukan Deddy dengan mempertanyakan kevalidan data
merupakan sebuah bentuk pertahanan diri secara spontan karena kurang memiliki
kesiapan untuk menjawab pertanyaan yang dimaksud. Dan kemudian itu diperkuat
ketika akhirnya ia menyerahkan begitu saja kepada Aher untuk menjawab
pertanyaan dari Teten tersebut.
5.
Rieke D Pitaloka-Teten Masduki
Kedua tokoh asal Garut ini saya beri
nilai 6. Nilai plus pasangan ini terletak dari adanya keseimbangan kemampuan
baik dari cagub maupun cawagubnya dalam memaparkan visi misi serta menjawab
pertanyaan yang diajukan. Hanya saja minusnya Rieke beberapa kali terlihat
melakukan sebuah penyerangan kepada salah satu kandidat dan terkesan ingin
menjatuhkan lawan. Hal yang juga menjadi catatan saya adalah jawaban Rieke
terhadap suatu permasalahan yang seringkali hanya muter-muter dalam area
itu-itu saja.
Itulah kira-kira pendapat dan
penilaian saya terhadap semua kandidat dalam acara debat terbuka cagub-cawagub
Jabar tahun 2013 ini. Semoga performa dan kapabilitas mereka sebagai calon
pemimpin Jawa Barat yang baru bisa terus ditingkatkan. Karena kita sudah pasti
menginginkan Jawa Barat lebih baik dari hari ini dalam berbagai bidang
kehidupan.
Tulisan ini juga dipost di: http://politik.kompasiana.com/2013/02/09/rapor-debat-kandidat-pilgub-jabar-532205.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar