Kamis, 19 September 2013

Selebritisasi Pejabat Publik



Sumber gambar: http://www.penchenk.com/2012/12/jokowi.html

Oleh : Mohamad Rian Ari Sandi

Saya tetap kagum dgn kerja jokowi, yg agak malesin pemberitaan media yg mulai anggap dia seperti selebriti, bkn kepala daerah.. :(  (Yunarto Wijaya-Pengamat Politik)
            Sebuah tweet beberapa waktu lalu dari seorang pengamat politik, Yunarto Wijaya, terhadap fenomena eksploitasi kepemimpinan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta sangatlah menyentil. Dia mengungkapkan kekagumannya atas kinerja Jokowi, tetapi merasa terganggu dengan pemberitaan media massa tentang aktivitas Jokowi yang menurutnya berlebihan.
            Sudah banyak sekali fenomena hijrahnya para selebriti tanah air dari panggung hiburan ke panggung politik. Kita tahu diantara mereka ada yang sudah berhasil duduk di parlemen sebagai anggota DPR dan juga menjadi Kepala daerah atau Wakil kepala daerah. Fenomena tersebut membuat keberadaan seleb yang menjadi politisi atau seleb yang menjadi pejabat tidak dipandang lagi sebagai sesuatu yang aneh . Namun, apa jadinya jika ada pejabat yang justru bergeser atau digeserkan menjadi bak selebritis? Ya, itu dia yang terjadi kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, atau biasa akrab dipanggil dengan Jokowi.
            Pejabat yang nyeleb atau lebih tepatnya pejabat yang diselebkan sesungguhnya secara tidak disadari sedang terjadi kepada Jokowi. Sepak terjangnya yang mengagumkan sebagai pemimpin provinsi ibu kota dan sebelumnya sebagai wali kota Solo belakangan ini selalu menjadi salah satu sorotan utama media. Gaya kepemimpinannya yang seringkali menerobos batas-batas prosedur formal seorang pejabat membuatnya jauh berbeda dengan pejabat kebanyakan. Salah satu trademark-nya sebagai pejabat adalah blusukan, yakni turun langsung mengunjungi masyarakat untuk melihat dan merasakan masalah apa yang sebenarnya sedang terjadi di masyarakat. Tidak hanya itu, dibalik gaya santainya dia merupakan seorang pemimipin yang sangat tegas. Beberapa kali dia turun langsung ke instansi-instansi pemerintahan yang berada di bawah naungannya untuk melihat secara langsung kinerja para pelayan publik. Dan ketika ia mendapati kinerja para pelayan publik itu tidak sebagaimana mestinya, tidak segan-segan ia memberikan teguran keras.
            Gaya kepemimpinan Jokowi yang sangat berbeda dari pejabat kebanyakan tersebut tidak ayal membuatnya selalu menjadi sorotan utama media. Kita tentu memaklumi jika pemberitaan tentang aktivitas Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta dilakukan dengan proporsional. Namun, ketika pemberitaan tersebut dilakukan secara berlebihan, hal itu justru terasa mengganggu.
            Salah satu buktinya adalah di portal berita online detik.com. Di sana dalam beberapa kesempatan saya melihat liputan tentang Jokowi dicantumkan subjudul Hari ke-sekian Jokowi. Padahal biasanya liputan khusus yang dilakukan media kepada pemimipin baru hanya dilakukan di hari ke-100 atau setelah satu tahun masa kepemimipinan. Hal itu menunjukan bagaimana istimewanya perlakuan media kepada Jokowi. Seolah Jokowi sudah menjadi “komoditas utama” media dalam meningkatkan rating dengan cara mengeskploitasi aktivitas kader PDIP itu secara berlebihan.
            Bukti lain yang semakin menguatkan Jokowi sebagai pejabat yang diselebkan adalah pemberitaan terhadapnya yang juga dilakukan oleh media infotainment. Apalagi jika aktivitas Jokowi yang bersangkut paut dengan dunia hiburan, seperti kegemarannya menonton konser band-band ternama luar negeri. Padahal kita tahu media infotainment bertugas untuk meliput aktivitas para selebiritis atau pelaku dunia hiburan. Hal itu juga semakin menunjukan bahwa ada upaya untuk menjadikan Jokowi sebagai pejabat yang nyeleb. Meskipun mungkin sebetulnya yang bersangkutan sama sekali tidak memiliki keinginan ke arah itu.
            Tidak mengherankan jika kemudian dalam beberapa survei tentang popularitas Calon Presiden 2014, Jokowi selalu berada di urutan teratas. Kita tentu bangga bila Jokowi dikenal oleh masyarakat karena kinerja baiknya sebagai pemimpin atau pejabat publik. Tapi, menjadi sebuah ironi jika masyarakat mengenal Jokowi sebagai sosok pejabat yang gemar nonton konser karena pemberitaan terhadpnya yang sangat berlebihan.
            Di bagian penutup tulisan ini penulis secara khusus meminta kepada media agar melakukan pemberitaan terhadap Jokowi atau siapa pun secara proporsional. Jangan sampai esensi sepak terjang Jokowi yang memberikan teladan baik kepada pemimpin lain justru menjadi kabur karena pemberitaan yang lebay. Juga jangan sampai terjadi lagi ketika Jokowi blusukan, masyarakat bukannya memaparkan masalah yang sedang dialami ataupun tuntutan kesejahteraan yang ingin dicapai justru malah sibuk meminta bersalaman dan foto bersamanya. Itu juga sebuah ironni. Ingat, Joko Widodo adalah seorang Pemimpin Provinsi DKI Jakarta, bukan selebritis!
            
Tulisan ini juga dipost di http://politik.kompasiana.com/2013/09/20/selebritisasi-pejabat-publik-594238.html

Minggu, 15 September 2013

DI BALIK PENEMBAKAN PADA POLISI


Intan KP
    Penembakan pada polisi yang terjadi belakangan memunculkan berbagai spekulasi di masayrakat. Apakah itu tindakan yang murni bermotif perampokan atau ada indikasi teroris. Soal siapa polisi yang ditembak dna kapan itu sudah banyak diulas di berbagai media di televisi. Yang ingin AIR bahas di sini adalah fakta lain yang tidak diblow up media. Entah lupa atau tidak tahu.
    Polisi yang ditembak tidak diberitakan oleh media apakah memakai baju dinasnya atau sedang berpakaian bebas. Ini adalah titik fokus, tapi beberapa kalangan melupakan hal ini. Apa kaitan antara baju tugas atau baju dinas dengan polisi yang menajdi korban kejahatan?
    Polisi yang tidak sedang memakai baju tugas atau pakaian dinas maka akan dianggap sebagai warga sipil. Dan pelaku kejahatan saat meliihat mangsa akan segera beraksi, tanpa menanyakan terlebih dulu apakah dia polisi atau bukan. Karena para pelaku kejahatan jangankan untuk menjambret, untuk bertemu dengan polisi pun tak mau (kalau polisinya memakai atribut lengkap).
Pesan untuk para polisi: jangan sekali-kali menanggalkan atribut saat sedang bertugas. Takutnya nanati jadi sasaran atau target perampokan. Peace ^_^

Tegas Menghadapi Kebosanan


Intan KP
Apa yang harus dilakukan saat menghadapi kebosanan tiada berujung? Merasa apapun yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginan dan hati juga merasa hampa. Bosan dengan keadaan dan merasa semua yang ada di sekitar adalah musuhnya. Yang diingnkan adalah pergi ke suatu tempat dan suatu keadaan di mana di sana bisa mendapat yang diinginkan.
Wajar setiap orang merasakan bosan. Hidup ini terlalu rumit untuk begitu dipkirkan sedemikian dalam. Akan tetapi rumitnya hidup ini tidak lantas membuat setiap orang berhenti dan tidak mau hidup. Rumitnya hidup justru membuat orang semakin ingin hidup dan terus survive. Karena hidup bukan hidup jika tanpa kebosanan.
Merasakan kebosanan dalam hidup menendakan bahwa kita adalah manusia biasa. Robot tidak akan pernah merasakan bosan, karena ia tidak memilki hati untuk merasakan keadaan sekitar. Sedangkan kita adalah manusia yang dibekali akal untuk berpikir dan hati untuk merasakan. Tumpulnya hati dan pikiran manusia menandakan ia menjadi seorang robot, yang melakukan segala sesuatu berdasarkan intruksi yang diinput ke dalam file otaknya.
Kebosanan harus dilawan hingga kebosanan itu sendiri yang akan mengatakan pada kita bahwa ia sudah bosan mengejar-ngejar kita. Kebosanan jangan sampai membuat kita lelah, justru kita sendiri yang harus membuat kebosanan itu lelah mengejar kita. Semua yang dipaksakan tidka selamanya menyiksa dan memberatkan, semua yang dipaksakan tidak semuanya jelek. Kita tahu, bayi yang tidak dipaksa untuk keluar dari rahim ibunya maka akan lama keluar. Begitupun dengan perasaan, memaksanan untuk melawan rasa bosan bukan hal yang buruk. I think.
Nikmatilah hidup. Dengan cara tidak mempersulit keadaan yang sudah sulit. Ceriakan hidup. Dengan cara selalu tersenyum di saat keadaan sebenarnya sedang tidak tersenyum padamu. Semangatlah mengahadapi hidup. Dengan cara terus berkarya, walalu jemari ini lelah menari di atas keyboard. Bergeraklah terus, sampai akhirnya waktu sendiri yang menghentikan untuk bergerak. J

Senin, 09 September 2013

MAU APA LAGI HIDUP? KALO BEGINI CARANYA


Intan KP
Ciri baiknya iman sesorang adalah meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Ciri bagusnya keadaan jiwa seseorang adalah ia tidak melakukan perbuatan yang sia-sia. Ciri orang yang menghargai bahwa pedang waktu ada di lehernya adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia. Ciri orang yang cerdas adalah ia menjauhi perkara sia-sia. Ciri orang sukses adalah ia tidak menyia-nyiakan waktunya untuk perbuatan sia-sia. Kita hidup di negara apa? Indone…? Sia… (just quotes J)
Resah dan gelisah dalam jiwa itu disebabkan terlalu sibuknya pikiran ini memikirkan sesuatu yang sia-sia. Tak berfaedah dan sama sekali tak bermanfaat. Keadaan seeperti ini biasanya disebabkan oleh kurangnya aktifitas ia terhadap kebaikan ia terlalu fokus disibukan dengan perbuatan buruk dan melenakan. Akibatnya ruang berpikir menjadi sempit dan merasa seolah dirinyalah yang paling menderita. Merasa dirinyalah yang paling patut mendapat perhatian dan patut dikasihani semua orang.
Lain halnya dengan orang yang berwawasan lagi cerdas memenej waktunya (sehingga tak ada yang sia-sia). Persoalan yang menimpanya bisa jadi sama berat dengan orang yang tak berilmu. Namun ia akan mensikapi semua dengan berbeda. Karena apa? Karena hatinya tenang. Ia mendapat  bimbingan langsung dari Allah untuk menuju sebuah solusi. Ia tidak risau dan tidak galau karena ia memiliki ruang berpikir yang begitu luas, sehingga pikirannya tidak keruh dan akan selalu jernih. Itulah orang yang berwawasan lagi pandai menjauhi kesia-siaan.
Hidup akan begini-begini saja (jalan di tempat, tak ada progress tak ada karya) jika kebiasaan memelihara sifat malas dan menunda. Hidup akan begitu menjenuhkan jika aktifitas tak dimaknai dan tak dihayati. Hidup akan begitu menjengahkan jika hanya keburukan yang diperbuat. Hidup akan begitu rumit jika terus memeikirkan soal perasaan cinta semu. Hidup akan begitu sesak jika yang dipikirkan hanya hal negative. Kapan bisa menikmati hidup kalo begitu?
Menikmati hidup bukan berarti foya-foya. Menikmati hidup adalah memaknai apa yang harus kita perbuat selama hidup. Menikmati hidup juga berarti memberi manfaat sebasar-besarnya bagi lingkungan. Itulah buah dari seorang muslim. Iman yang lezat dan kelezatannya bisa dinikmati semua insane di muka bumi.
Mau apa lagi kita hidup di dunia selain menikmati karunia Allah berupa waktu luang dan kesehatan selain dengan mengisinya dengan perbuatan mulia?
Hidup terlalu singkat jika hanya untuk memikirkan urusan perut dan urusan pirbadi. Cobalah gunakan hidup dan usia ini abadi. Dengan cara apa? Memberikan kontribusi berupa tulisan atau ilmu kepada orang lain. Niscaya usia kita akan lama dan orang akan tetap mengenang meski telah wafat kita dari dunia.
You know, why our prophet (rasulullah saw) never called ‘almarhum’ by his ummat? Karena namanya abadi atas jejaknya yang mulia di muka bumi ini.
So that, mengapa kah kita masih bisa membuang waktu hanya untuk diri sendiri dengan memikirkan sesuatu yang tidak bermanfaat? Semisal memikirkan pacar atau kecengan. No!
Segeralah berpikir besar and act from now! 

Hidupkan Hati Untuk Mewujudkan Harmoni


Intan KP
Dosa ialah sesuatu yang tersimpan dalam hati manusia yang tidak ingin ada orang lain mengetahuinya dan tidak suka bila orang lain mengetahuinya.
Rasulullah mengetakan bahwa kejelekan adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan tidak enak pada hati.
Seorang manusia yang memiliki hati bersih dan sehat akan dengan mudah mendeteksi saat ada sesuatu yang salah pada dirinya. Hati ibarat sebuah cermin, apabila cermin itu jernih maka setitik noda pun akan dengan mudah terlihat. Begitupun saat sudah semakin banyak noda itu menempel di cermin, sehingga cermin itu kusam dan tak lagi dikenali sebagai cermin, maka akan sulit membedakan mana cermin dan mana  triplek.
Hati adalah parameter sehatnya jiwa seseorang. Hati yang sakit tidak akan bisa membaca situasi dan kejelekajn di sekitarnya. Agar hati tetap sehat maka beberapa amalan harus dilaksanakan sebagai wujud kecintaan kita pada yang menitipkan hati, yaitu berupa amalan-amalan harian seperti:
1.      Shalat wajib 5 waktu. Tidak bisa tidak. Ibadaha ini kudu bin wajib bin mutlak harus dilaksanakan karena shaalt 5 waktu ini adalah perintah yang langsung ditiurunkan Allah kepada Rasulullah tanpa perantara Jibril. Keutamaannya pun adalah menjaga dari perbuatan keji dan munkar. Jadi siapapun orang yang menyepelkan shalat dan tidak menjadikannya sebagai kebutuhan maka ia akan dengan mudah melakukan perbuatan sia-sia bahkan dosa.
2.      Puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa Daud. Puasa akan  menahan diri kita dari melaksanakan perbuatan yang mengutamakn nafsu. Ibaratnya adalah pagar. Orang yang terjaga pencernaannya tidak akan berbuat sesuatu yang mudharat dan juga tidak akan jadi pemalas karena sesuai dengan perkataan Imam Syafi’I bahwa terlalu kenyang akan membuat seseorang menjadi pemalas dan sulit berkonsentrasi. So don’t be kekenyangan ya sob ;)
3.      Shalat sunnah rawatib. Ada dua macam nih, yaitu sunnah rawatib ghair muakad dan shalat sunnah rawatib muakad. What is the meaning that’s? sunnah rawatib ghair muakad adalah sunnah yang dilaksanakan sebelum dan/atau sesudah shalat fardhu, tetapi sifatnya tidak terlalu dianjurkan. Misalnya shalat qobla dan ba’da ashar. Sedangkan shaalt sunnah rawatib muakad adalah shalat sunnah yang dianjurkan, dilaksanakan sebelum dan/atau setelah shalat fardhu. Yang termasuk ke dalam sunnah muakad yaitu qobla-ba’da dzuhur, ba’da maghrib, ba’da isya, dan sebelum subuh.
4.      Shadaqah. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang yang egois. So berbagilah, walaupun sekadar senyum. Smile can change the world. Smile can bought from the dark to bright. Smile is small, but smile have big meaning. So, tetep keep smile #halaaah Caisar ini mah :D
5.        Tialawah. Nah ini nih sob, yang bikin relung-relung jiwa kita bercahaya dan cahayanya itu akan terpancar keluar bagi siapapun yang merutinkannya. Tilawah adalah ibadaha yang akan membuat siapapaun pendwamnya merasa tentram saat bercengkrama dengannya dan membuat resah siapapun yang perlahan mulai meninggalkannya. Terlebih jika sudah benar-benar meninggalkan tilawah, maka matilah hatinya. Na’udzubillah !
6.      Tahajud. Ibadah malam yang satu ini terbilang berat bagi yang belum membiasakan. Tapi akan jadi ringan jika irama sirkardian tubuhnya sudah dibiasakan bangun jam 3 dan mendirikan shalat 2 sampai 11 rakaat. Indah bangettttt kalo setiap hari bisa bermunajat pada sang Maha Pemberi Cinta tanpa diganggu suara-suar bising. Its beautifuuuuul ;)
7.      Shalat duha. Nah ini nih, jangan banyak alasan ya buat enggak duha. Sesibuk apapun kita, waktu 5 menit mah selalu ada ko. Sempetin yaa.
8.      Olahraga. Malu bahas yang satu ini. Saya juga belum bisa konsisten dengan yang satu ini, hehe. Teman-teman jauh lebih tau deh :D
9.      Dan lain-lain
Jika kita menghidupkan amalan-amalan di atas dan ditambah amalan lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, niscaya hati kita akan sehat dan hidup. Alarm jiwa akan berfungsi sesuai tupoksi. Jadi manaakala kita melakukan dosa, alarm itu akan berbunyi, tapi bunyinya berupa rasa gundah dan gelisah. Mau tidak nih punya hati kinclong bin sehat?