Rabu, 28 Agustus 2013

Berdamailah Bang The Jak dan Cep Viking



Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi

sumber gambar: http://www.bolaindo.com/2012/07/18/perdamaian-viking-the-jak-hanya-di-permukaan/
 
Memalukan! Kata itu saya rasa tepat disematkan kepada para oknum supporter Persija dan Persib yang hadir di Stadion Maguwoharjo kemarin. Betapa tidak, partai klasik yang selalu ditunggu-tunggu oleh jutaan pasang mata penonton justru dirusak dengan ulah-ulah tak terpuji para oknum supporter tersebut.
            Padahal kita tahu, saat partai Persija dan Persib yang sedianya dilangsungkan sekitar satu bulan yang lalu di Stadion Gelora Bung Karno itu ditunda karena ulah oknum supporter Persija, para pemain beserta offisial dan seluruh pecinta sepakbola tanah air juga sudah sangat kecewa. Tetapi saat partai tunda itu digelar kemarin, lagi-lagi kita harus dikecewakan oleh (lagi-lagi) para oknum supporter yang tak bertanggungjawab.
            Pertandingan yang sebetulnya berlangsung cukup seru beberapa kali harus dihentikan karena adanya gangguan dari oknum supporter seperti ledakan petasan dan juga lemparan benda-benda ke arah pemain yang sedang berlaga di lapangan. Kejadian itu membuat Manajer Persib Umur Muchtar dan Menpora Roy Suryo turun tangan untuk menenangkan suppoter. Tidak hanya itu, yang tidak kalah memprihatinkan adalah gesekan kedua supporter selama pertandingan berlangsung. Untung saja, ketika terjadi bentrokan fisik, petugas keamanan sigap menstabilkan kondisi sehingga bentrokan tersebut langsung mereda. Namun gesekan secara verbal antara kedua supporter terus berlangsung sampai pertandingan usai.
            Baik oknum suppoter Persija dan juga Persib saling menghinga dan mencerca selama pertandingan berlangsung dengan kata-kata yang sama sekali tidak pantas diucapkan. Apalagi pertandingan tersebut disiarkan secara langsung dan disaksikan jutaan pasang mata di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan amat sangat mungkin, ada banyak anak-anak yang juga turut menyaksikan perilaku oknum suppoter yang sangat tidak layak untuk dicontoh tersebut.
Tindakan Bodoh
            Saya hanya bisa menggelengkan kepala dan menggerutu sendiri ketika para oknum supporter kembali berulah. Bagi saya sangat tidak bisa diterima akal sehat kenapa para oknum supporter tersebut masih saja bertindak seperti itu. Bukan kah mereka tahu pihak yang paling dirugikan dari ulah mereka siapa? Sama sekali bukan mereka! Justru yang paling dirugikan adalah klub yaitu para pemain dan juga offisial tim. Kita semua tahu Persija dan Persib sudah sering sekali mendapatkan sanksi dari pengelola liga baik itu berupa denda atau pun larangan bermain tanpa disaksikan penonton. Kalau sudah begitu, siapa yang menanggung? The Jak dan Bobotoh? Bukan bung, klub lah yang harus menanggung! Ketika klub mendapatkan sanksi berupa denda dan dilarang bermain tanpa penonton tentu sangat merugikan, apalagi bila dilihat dari sisi finansial. Lantas, kenapa mereka para oknum masih saja bertindak bodohhhhhhhhhh???!!!!!
            Coba pikirkan. Para supporter datang ke stadion tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk mendukung tim yang dicintainya agar bisa bertanding dengan penuh semangat dan meraih kemenangan. Tapi dengan gangguan-gangguan seperti yang dilakukan oknum kedua kelompok supporter kemarin sama sekali bukanlah bentuk dukungan.
            Apa para pemain bisa bermain maksimal mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam kondisi pertandingan yang penuh dengan berbagai macam gangguan? Bisakah kedua sebelesan bertarung seru kalau sedikit-sedikit pertandingan terpaksa dihentikan? Bisakah juga para pemain berkonsentrasi jika selama pertandingan mereka mendengar kedua sebelasan saling menhina dengan kata-kata yang sama sekali tidak pantas diucapkan? Jelas tidak akan bisa!! Dan kalau sudah begitu, masyarakat pecinta sepak bola lah yang merugi. Kita sudah sangat antusias menantikan duel klasik antara Persija dan Persib. Yang kita harapkan adalah duel sengit saling menyerang dari kedua tim. Kalau pun ada benturan keras antar pemain, tentu bisa kita maklumi selama itu masih ada dalam batas nilai-nilai sportivitas. Namun yang terjadi kemarin sangatlah jauh dari harapan. Betul-betul  membuat saya muak!
Mau sampai kapan?
            Saya bukannya tidak tahu bahwa antara supporter Persija, The Jak Mania, dan supporter Persib, Viking, memiliki riwayat permusuhan panjang. Bahkan ketika saya masih ABG atau masa alay atau masa apapun lah namanya, saya pernah terhasut untuk ikut larut membenci The Jak Mania. Namun ketika bertambahnya usia menuju kematangan berpikir saya sangat sadar bahwa permusuhan antara Viking-The Jak sama sekali tidak aga gunanya. Saya berani bertaruh, tidak ada secuil manfaat apa pun dari sebuah permusuhan. Apalagi jika permusuhannya dilakukan berjamaah dan terus menerus diturunkan ke generasi selanjutnya.
            Kalau kerugian? Sangatttttttttttttttt banyaakkkkkkkkkkkk. Kita tahu, bahwa kota Jakarta dan kota Bandung sebagai basis kedua supporter tersebut merupakan kota sentral di Indonesia. Dua kota tersebut saling menunjang satu sama lain. Sok lah da saya ge apal, orang Bandung termasuk para oknum yang sering membuat onar pasti akan ada waktunya butuh datang ke Jakarta. Emut cep, pami bade ka luar negeri samisal ngahajikeun teh kedah liwat Soekarno-Hatta erpot. Moal tiasa liwat husen mah. Sok sing emut, da di Jakarta teh seeur dulu urang anu nuju milari nafkah, nyiar elmu, jeung sajabana. Naha redo lamun dulur-dulu urang eta digebukan gara-gara mumusuhan Viking-The Jak? Teu redo kan nya? Matakna alereun garelo teh!!
            Sekarang saya tujukan kepada abang-abang Jakarta. Kalau lagi penat dan sumpek, apa Jakarta punya tempat yang sejuk dengan pemandangan indah untuk merehatkan beban pikiran? Saya tahu sudah sangat sulit. Dan saya juga tahu bahwa abang none Jakarta sudah jatuh cinta kepada sebuah daerah bernama Lembang. Dan apakah Lembang bisa dipindahkan ke Jakarta agar bisa bebas dinikmati oleh abang-abang sekalian? Kaga bise bang! Lembang ya tetap di Bandung, kagak akan bise dibawa kemane-mane!
            Itu hanyalah sedikit contoh bagaimana sebetulnya warga Jakarta dan warga Bandung sangat saling membutuhkan dan sangat saling ketergantungan. Jika begitu, sudah selayaknya warga Bandung dan warga Jakarta saling menyayangi, saling berangkulan, dan saling mendorong satu sama lain agar Jakarta dan Bandung bisa terus maju. Karena tidak bisa dipungkiri, Jakarta dan Bandung –selain kota besar lain – merupakan etalase negara Indonesia.  Jadi kalau warga Jakarta dan warga Bandung bermusuhan karena dikompori oleh The Jak dan Viking, maka itulah wajah Indonesia di mata dunia. Masyarakatnya saling bermusuhan. Mau dianggap seperti itu?
            Maka dari itulah saya menghimbau kepada saudara-saudara saya bang The Jak dan cep Viking agar segera sudahi permusuhan ini, karena sama sekali tidak ada secuil pun manfaatnya bagi kita. Yang ada justru segudang kerugian sebagai buntut permusuhan tersebut. Jadi mari kita saling menyayangi bang The Jak dan cep Viking! 

Tulisan ini juga diposting di : http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/08/29/berdamailah-bang-the-jak-dan-cep-viking-588003.html


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar