Senin, 19 Agustus 2013

Juara Dunia dan Pencapresan Gita



Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi


sumber gambar: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/353227-gita-wirjawan-terpilih-jadi-ketua-umum-pbsi

            Indonesia sukses meraih dua gelar juara dalam helatan Kejuaran Dunia Bulutangkis 2013 yang diselenggarakan di Guangzhou, China, beberapa hari yang lalu. Dua gelar tersebut diberikan oleh ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir setelah berhasil menumbangkan lawan-lawannya di final.
            Kesuksesan duta bulutangkis Indonesia tersebut tak ayal membuat seluruh komponen bangsa dilanda euforia kebanggaan. Apalagi keberhasilan mereka diraih dalam moment menjelang peringatan HUT RI yang ke-68. Tentu itu merupakan kado spesial yang patut untuk disyukuri oleh bangsa Indonesia. Selain itu, dua gelar ini juga berhasil meruntuhkan dominasi China yang pada dua gelaran sebelumnya selalu menyapu bersih gelar. Ini menandakan bahwa dunia bulutangkis Indonesia belum lah habis. Kita masih memiliki asa untuk kembali bangkit meraih predikat rajanya bulutangkis dunia.
            Selain faktor kemampuan dan semangat juang Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, keberhasilan kontingen Indonesia dalam meraih dua gelar juara dunia juga tidak terlepas dari kerja keras para personel di luar lapangan, salah satunya adalah Gita Wirjawan selaku Ketu Umum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). Walaupun belum genap satu tahun mengemban amanah Ketua Umum PBSI, tetapi Gita sudah memberikan secercah harapan kepada para penggemar bulutangkis Indonesia bahwa ia sudah membawa dunia bulutangkis Indonesia di jalan yang tepat. Seperti kita ketahui, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini prestasi Indonesia cenderung turun naik dan selalu berada di bawah bayang-bayang negeri tirai bambu.
            Memang kapabilitas Gita sebagai Ketua Umum PBSI belum sepenuhnya teruji, tetapi diakui atau tidak, dua gelar juara dunia bulutangkis 2013 tersebut tetap saja mengangkat citra seorang Gita. Terlebih lagi Gita Wirjawan yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI ini sedang gencar diberitakan sedang pasang kuda-kuda untuk menjadi Capres di Pilpres 2014 nanti. dan kalau Gita mau, dua gelar itu bisa dijadikan “modal” promosi baginya ke masyarakat.
            Namun yang harus dihindari adalah ketika promosi itu dilakukan berlebihan sehingga yang terjadi adalah “politisasi dunia bulutangkis”. Adalah hal yang wajar ketika seseorang yang hendak mencalonkan diri sebagai pejabat negara membeberkan prestasinya kepada masyarakat. Hanya saja jangan sampai maksud promosi tersebut justru keluar dari ranah yang seharusnya. Kita sudah cukup trauma dengan tim nasional sepakbola Indonesia di turnamen piala AFF 2010. Ditengarai salah satu faktor kegagalan Indonesia meraih gelar juara adalah karena maraknya usaha politisasi yang dilakukan beberapa politisi terhadap tim nasional yang sedang ada dalam performa terbaik.
`           Well, tentu saja kita tidak mau hal itu terjadi juga di dunia bulutangkis. Silahkan saja jika memang nanti Gita Wirjawan memiliki niat untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Namun, jangan sampai niat tersebut dibumbui dengan “eksploitasi politik” prestasi dunia bulutangkis. Ditakutkan, jika itu terjadi justru malah kontraproduktif terhadap prestasi bulutangkis selanjutnya. 

Tulisan ini juga diposting di http://politik.kompasiana.com/2013/08/19/juara-dunia-dan-pencapresan-gita-585325.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar