Tulisan ini mungkin terlambat, karena The Great Moment, Ramadhan, baru saja berlalu. Sekarang sudah syawal, tapi
tno problem. Everything is OK J. Berbagai
istilah di sini pun sebagian besarnya tidak penulis ketahui apa singkatannya,
apa kepanjangannya, dan siapa yang melakukan penelitiannya. Semua yang menjadi
sumber acuan tulisan diolah dari rangkuman tayangan-tayangan di televisi per
Agustus dan pembukaan kembali file-file
atau memoar penulis terdahulu, hehe. Tapi insyaallah tidak melawan arus
keakuratan fakta.
Sudah sejak lama penelitian mengungkapkan bahwa puasa atau shaum
yang umat Islam lakukan (baik itu sunnah atau wajib) berdampak amat baik untuk
kesehatan. Salah satu contoh hasil penelitian itu menyebutkan bahwa puasa akan
meningkatkan Hgh dalam tubuh, itu
akan berdampak pada penggunaan lemak untuk energi. Sehingga lemak tidak akan
menumpuk dalam tubuh. So, puasa
secara enteng bisa dikatakan sebagai diet (buat orang yang gak niat untuk shaum
karena Allah, puasanya sama dengan diet, hanya dapat lapar dan langsing). Tapi secara
maknawi puasa berarti dapat segala kebaikan, ya pahala juga ringannya tubuh (karena
dengan puasa badan akan terasa lebih enteng, tidak berat oleh bejubelnya
makanan).
Penelitian di atas mungkin sudah sangat lama dan sudah banyak
diketahui oleh orang-orang. Penelitian terbaru menyatakan bahwa puasa ternyata
membuat kerja hormon lebih stabil, itulah sebabnya menagap seringkali orang
yang sulit mengendalikan birahinya *oopss* selalu dianjurkan untuk shaum, itu
dimaksudkan agar jiwa lebih terjaga dan tidak semabrangan mengumbar nafsu. That’s right.
Selain manfaat shaum atau puasa itu, ternyata konsep shaum yang
tidak makan, minum selama lebih dari 12 jam kini mulai ditiru sebagai konsep
diet sehat. Diet yang tidak menyiksa, yang membolehkan para peserta dietnya
memakan apa saja tanpa khawatir berat badannya akan naik.
Semual banyak orang mempertanyakan seperti apa konsep diet OCD
ini, namun belakangan sang master Corbuzier, mengupas tuntas tentang OCD ini. Tapi
kali ini saya tidak akan mersume tulisan OCD Deddy Cahyadi *Corbuzier*
maksudnya. Saya hanya ingin mengungkapkan, betapa bangganya kita sebagai umat
Islam karena perlahan konsep-konsep dalam agama kita ini diamini oleh ilmu yang
sistemik dan teknologi yang akurat.
Konsep OCD sama dengan puasa, yaitu tidak memperkenankan
pesertanya makan pada jam yang disepakati. Peserta bisa mengambil jeda waktu 16
jam agar bisa makan lagi, bahkan ada yang mengambil 24 jam. Jadi kira-kira
begini, saat shaum kita mulai menahan tidak makan atau minum sejak pukul 04.00
(ambil umumnya) dan bisa kembali makan pada pukul 18.00, itu berarti selama
kurang lebih 16 jam perut kita kosong. Dan akan dilakukan pembakaran lemak
sebagai cadangan energi untuk digunakan aktifitas sehari-hari. Nah, konsep OCD
terinspirasi dari shaum, ternyata diet semacam ini lebih ringan dan hasilnya
lebih signifikan. Juga tidak akan merusak tubuh, karena diet ini hanya mengatur
jam-jam makan, dan di jam-jam makan itu kita bisa memakan apa saja (tentu
jangan berlebihan, karena makanan sesehat apapun jika berlebihan dimakan akan
merugikan), diluar jam yang dibolehkan untuk makan, maka seseorang tidak boleh
makan. Konsep ini mirip atau bahkan sama dengan shaum kaaan?
Whatever you say, I think this concept has a great point. Setidaknya,
orang akan jauh lebih sehat dengan shaum. Mungkin ada yang punya referensi terbaru? Boleh
dibagi di sini…. J (ikp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar