Selasa, 20 Agustus 2013

Konsep OCD Kini Mengamini Puasa


Tulisan ini mungkin terlambat, karena The Great Moment, Ramadhan,  baru saja berlalu. Sekarang sudah syawal, tapi tno problem. Everything is OK J. Berbagai istilah di sini pun sebagian besarnya tidak penulis ketahui apa singkatannya, apa kepanjangannya, dan siapa yang melakukan penelitiannya. Semua yang menjadi sumber acuan tulisan diolah dari rangkuman tayangan-tayangan di televisi per Agustus dan pembukaan kembali file-file atau memoar penulis terdahulu, hehe. Tapi insyaallah tidak melawan arus keakuratan fakta.
Sudah sejak lama penelitian mengungkapkan bahwa puasa atau shaum yang umat Islam lakukan (baik itu sunnah atau wajib) berdampak amat baik untuk kesehatan. Salah satu contoh hasil penelitian itu menyebutkan bahwa puasa akan meningkatkan Hgh dalam tubuh, itu akan berdampak pada penggunaan lemak untuk energi. Sehingga lemak tidak akan menumpuk dalam tubuh. So, puasa secara enteng bisa dikatakan sebagai diet (buat orang yang gak niat untuk shaum karena Allah, puasanya sama dengan diet, hanya dapat lapar dan langsing). Tapi secara maknawi puasa berarti dapat segala kebaikan, ya pahala juga ringannya tubuh (karena dengan puasa badan akan terasa lebih enteng, tidak berat oleh bejubelnya makanan).
Penelitian di atas mungkin sudah sangat lama dan sudah banyak diketahui oleh orang-orang. Penelitian terbaru menyatakan bahwa puasa ternyata membuat kerja hormon lebih stabil, itulah sebabnya menagap seringkali orang yang sulit mengendalikan birahinya *oopss* selalu dianjurkan untuk shaum, itu dimaksudkan agar jiwa lebih terjaga dan tidak semabrangan mengumbar nafsu. That’s right.
Selain manfaat shaum atau puasa itu, ternyata konsep shaum yang tidak makan, minum selama lebih dari 12 jam kini mulai ditiru sebagai konsep diet sehat. Diet yang tidak menyiksa, yang membolehkan para peserta dietnya memakan apa saja tanpa khawatir berat badannya akan naik.
Semual banyak orang mempertanyakan seperti apa konsep diet OCD ini, namun belakangan sang master Corbuzier, mengupas tuntas tentang OCD ini. Tapi kali ini saya tidak akan mersume tulisan OCD Deddy Cahyadi *Corbuzier* maksudnya. Saya hanya ingin mengungkapkan, betapa bangganya kita sebagai umat Islam karena perlahan konsep-konsep dalam agama kita ini diamini oleh ilmu yang sistemik dan teknologi yang akurat.
Konsep OCD sama dengan puasa, yaitu tidak memperkenankan pesertanya makan pada jam yang disepakati. Peserta bisa mengambil jeda waktu 16 jam agar bisa makan lagi, bahkan ada yang mengambil 24 jam. Jadi kira-kira begini, saat shaum kita mulai menahan tidak makan atau minum sejak pukul 04.00 (ambil umumnya) dan bisa kembali makan pada pukul 18.00, itu berarti selama kurang lebih 16 jam perut kita kosong. Dan akan dilakukan pembakaran lemak sebagai cadangan energi untuk digunakan aktifitas sehari-hari. Nah, konsep OCD terinspirasi dari shaum, ternyata diet semacam ini lebih ringan dan hasilnya lebih signifikan. Juga tidak akan merusak tubuh, karena diet ini hanya mengatur jam-jam makan, dan di jam-jam makan itu kita bisa memakan apa saja (tentu jangan berlebihan, karena makanan sesehat apapun jika berlebihan dimakan akan merugikan), diluar jam yang dibolehkan untuk makan, maka seseorang tidak boleh makan. Konsep ini mirip atau bahkan sama dengan shaum kaaan?
Whatever you say, I think this concept has a great point. Setidaknya, orang akan jauh lebih sehat dengan shaum.   Mungkin ada yang punya referensi terbaru? Boleh dibagi di sini…. J (ikp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar