Minggu, 11 November 2012

Ketika Nagabonar menerima Pinangan


Ketika Nagabonar menerima Pinangan
Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi

            Deddy Mizwar! Siapa yang tidak mengenal tokoh ini? Aktor, sutradara, sekaligus produser ini merupakan seniman dengan segudang prestasi. Kiprahnya di jagat hiburan tanah air tidak perlu diragukan lagi. Selama ini karya-karya seni Deddy Mizwar baik dalam bentuk sinetron ataupun film merupakan pengobat dahaga idealisme ditengah gersangnya komersialisasi industri dunia peran yang dilakukan secara serampangan.
Lucu tanpa mencela, mendidik tanpa menggurui, dan mengkritisi tanpa menghakimi, merupakan ciri khas dari karya-karyanya. Sejumlah film seperti Nagabonar (1 dan 2), Kiamat Sudah Dekat, Alangkah Lucunya Negeri Ini, sampai yang terbaru yakni Tanah Surga...Katanya, merupakan bukti nyata bahwa pak haji--begitu beliau akrab disapa-- mempunyai dedikasi tinggi kepada bangsa, negara, dan Agama melalui karya-karya seni berkualitasnya. Belum lagi sinetron-sinetron religi yang juga tetap sukses menjadi bunglon hijau ditengah dedaunan yang semakin menghitam, Para Pencari Tuhan merupakan contohnya.
            Lalu bagaimana jadinya jika kemudian sang jenderal Nagabonar ini terjun langsung ke dunia politik Indonesia? Ya, 10 November kemarin yang juga bertepatan dengan peringatan hari pahlawan beliau dideklarasikan sebagai Calon Wakil Gubernur mendampingi cagub petahana Ahmad Heryawan di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Langkah beliau ke dunia politik sebetulnya bukan hal baru. Ketika menjelang pilpres 2009 yang lalu beliau menyatakan diri siap untuk menjadi calon presiden RI, sayangnya tidak ada partai politik yang meliriknya.
            Penulis pribadi berpendapat bahwa duet Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar merupakan pasangan dengan kesamaan karakter. Aher kita kenal selama ini sebagai politisi nyantri, pun dengan Deddy Mizwar yang juga dikenal sebagai sosok seniman yang religius. Tapi jika tanyakan apakah mereka berdua cocok sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar? Ah, terlalu sulit untuk dijawab. Perlu sebuah analisis politik mendalam untuk menilai kecocokan pasangan ini.
            Ada hal menarik yang dipaparkan oleh pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf. Di sebuah surat kabar yang terbit di Jawa Barat dia mengatakan bahwa jika Deddy Mizwar menjadi wakil gubernur Jabar bisa jadi karya-karya seninya tidak akan lagi bisa dinikmati  oleh masyarakat. Hal itu memang ada benarnya. Bagaimanapun ketika seseorang sudah menjadi seorang pejabat publik maka sudah selayaknya konsentrasinya terfokus kepada urusan-urusan pemerintahan untuk melayani masyarakat. Begitupun dengan Deddy Mizwar, jika dia dan Aher terpilih maka dia harus mendedikasikan dirinya secara penuh untuk membangun tanah priangan ke arah yang lebih baik. Bila itu benar-benar terjadi, maka bukan tidak mungkin kita akan kehilangan salah satu alternatif tontonan berkualitas yang selama ini disuguhkan oleh Dedy Mizwar, baik ketika ia berperan sebagai aktor, sutradara, ataupun juga sebagai produser.
            Namun apapun yang terjadi nanti kepada Dedy Mizwar, semoga itulah yang terbaik untuknya. Bila ia terpilih, semoga saja dia mampu menjadi rekan kerja yang baik untuk Aher dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Jawa Barat. Tapi jika ia tidak terpilih, maka itupun bukanlah sebuah hal buruk. Mengabdi kepada agama dan bangsa bisa dilakukan dengan cara apapun. Termasuk melalui karya-karya film dan sinetron bernilai edukasi dan religi yang bermanfaat untuk seluruh umat. Maju terus Jenderal Nagabonar!

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar