Rabu, 05 Desember 2012

Filosofi Rambut Panjang


Oleh   : Pratama Syah Alam

            Berandalan, rambut panjang bagi pria itu tidak mencerminkan orang yang baik, hanya orang yang tidak punya norma yang membiarkan rambutnya panjang. Mana mungkin orang baik-baik membiarkan rambutnya gondrong?

    Stigma negatif tentang pria berambut panjang sudah terpatri dan mengakar dikalangan masyarakata luas, entah dari mana asal paradigma seperti itu muncul dan berkembang, hingga akhirnya sekarang pandangan itu tertanam kuat dalam masyarakat, kita bisa lihat bagaimana masyarakat menganggap buruk pria yang berambut panjang, dengan alasan yang tidak jelas, mereka hanya meyakini kalau pria berambut panjang, umumnya bukan orang baik-baik.
      Mungkin kita berpikir kalau gaya rambut itu hanya sekedar penampilan, bagi para wanita rambut adalah mahkota, mereka mampu menghabiskan banyak uang, hanya untuk menata rambut agar menarik, begitu juga para pria metroseksual yang mementingkan penampilan dan membentuk gaya rambut hanya untuk style, tapi bagi pria yang tak hanya memikirkan gaya, ada makna filosofis dari gaya rambut, terutama pria yang mempunyai rambut panjang.
            Rambut adalah salah satu cara mengekspersikan atau menginterpretasikan karakter seseorang, tak jarang status kehidupan pria bisa terlihat dari gaya rambutnya. Pria yang berambut pendek dan rapi, sering diidentikan sebagai pria yang senang berada dibawah aturan, pekerja harian, karyawan atau pegawai negeri. Sedangkan pria berambut panjang diidentikan sebagai orang yang tidak suka diatur, memiliki pandangan diluar mainstream, sering membelot dari aturan dan kebanyakan seniman atau sastrawan. Tapi itu hanya pandangan sempit saja, karena orang dengan isi kepala yang berbeda, tentu mempunyai pandangan tersendiri dalam suatu hal, termasuk rambut ini.
            Di masa seperti sekarang, masa yang penuh dengan birokrasi dan aturan-aturan yang bersifat bias, karena ingin menyamaratakan manusia yang sebenarnya berbeda. Peraturan yang dibuat oleh suatu lembaga atau instansi membuat seseorang harus menenggelamkan karakter sebenarnya, salah satunya harus berambut rapi dan pendek sehingga orang mengikutinya, demi profesi atau pekerjaan yang mereka inginkan, padahal itu bertentangan dengan hati atau pandangannya.
            Kisah rambut panjang berawal dari Samson, mungkin dia adalah tokoh yang tidak asing terdengar, seorang pria yang mempunyai kekuatan melebihi manusia biasa. Dengan tangan kosong Samson dapat melawan dan mengalahkan singa, bahkan dia mampu menghancurkan sebuah kavaleri musuh tanpa bantuan apapun. Samson bertubuh kekar dan sangat perkasa, tak takut melawan apapun, kecuali satu hal, yaitu pisau atau gunting cukur. Mengapa? Karena kelemahannya terletak di rambut. Dia akan kehilangan kekuatannya jika rambutnya tercukur. Saat rambutnya dicukur oleh kekasihnya yang berkhianat bernama Delilah, Samson menjadi manusia normal dan dengan rambut pendeknya dia hanya menjadi budak.
            Tidak hanya itu saja, Dewa-dewa dalam Yunani Kuno seperti Zeus, Apollo, dan penguasa lautan Poseidon (Neptunus) juga memiliki rambut yang panjang. Dalam Yunani sebelum abad keenam, rambut panjang adalah simbol dari kemakmuran dan kekuatan, sementara lelaki dengan rambut yang tercukur pendek digambarkan sebagai budak. Mungkin ini hanya cerita atau legenda, tapi makna filosofis tentang rambut panjang ada didalamnya.
Ranah kebudayaan juga kental kaitannya akan sebuah filosofi dari rambut panjang. Di Inggris kuno, pria dengan rambut panjang digambarkan sebagai orang yang berpandangan artistik dan bijaksana. Sedangkan dalam Kebudayaan Barat, lelaki berambut panjang melakukan revolusi melalui musik dan kasih sayang, kaum revolusi ini menamakan dirinya Hippies. Di Asia rambut panjang adalah sebuah jiwa, Bahkan kehormatan dan harga diri seorang pria terletak di rambutnya yang panjang. Pada zaman Edo, para pria mempunyai rambut yang panjang dan diikat membentuk simpul di belakang kepala, yang terkenal dengan nama Samurai, mereka tidak akan memotong rambutnya, karena jika mereka lakukan itu menandakan bahwa mereka merasa telah kalah dalam perang dan terhinakan. Budaya kuno itu masih terjaga sampai sekarang, namun pengertiannya saja yang berbeda. Jika zaman dahulu orang Jepang mencukur rambut karena alasan kalah berperang, maka di masa sekarang orang Jepang akan memotong rambut saat dia merasakan kegagalan dalam suatu hal di hidupnya
            Begitulah filosofi pria dengan rambut panjang. Ada yang mempertahankan rambut panjang karena prinsip diri, kebudayaan sekitar, ada juga yang pantang mencukurnya karena kepercayaan dan pengabdian. Di masa sekarang etimologi dari rambut panjang menjadi berbeda karena perubahan kultur dan zaman. Pria berambut panjang, dalam masa sekarang mungkin hanya dipandang sebelah mata, tetapi semua dapat berpikir dan mengkaji lebih dalam, sehingga lebih mampu berpikir bijaksana untuk tidak menilai orang hanya dari penampilannya saja. Sebagai seorang Muslim, pria berambut panjang telah mulai menauladani Rasulnya yaitu Muhammad SAW yang juga berambut panjang sebahu. Berambut panjang bagi saya adalah memanusiakan diri diantara manusia yang terbonekakan, juga bentuk deklarasi kemerdekaan atas telah berhasilnya saya meraih kedaulatan diri saya sendiri, dari aturan yang menghimpit semua orang.

2 komentar: