Sabtu, 22 Desember 2012

THE SIXTH SENSE

Indra ke enam. Selalu jadi hal luar biasa buat saya. Orang yang diberi kelebihan untuk mngetahui sesuatu di luar dirinya dan tidak lazim di mata orang lain adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri.
Sixth sense yang dikenal masyarakat selalu dikaitkan dengan hal mistis. Seperti roh, kedatangan jin, bisikan mahluk halus, ilham dari leluhur, dan lain sejenisnya. Benar atau tidak kembali pada anda pembaca yang budiman. Akan tetapi, saat ini berbagai kajian ilmiah tentang sixth sense sudah bisa dilogikakan. Banyak film-film Hollywood yang mengangkat tentang fenomena sixth sense ke permukaan. Saya lupa salah satu judul filmnya apa, tapi saya tau sinopsis ceritanya. Film yang mengangkat tema sixth sense salah satunya adalah film Amerika, yang mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki indra ke enam. Anak itu bersama keluarganya (bukan bersama orang tuanya) menempati sebuah rumah baru, dan di rumah itu dia tidak bisa hidup layaknya anak-anak normal. Dia selalu ketakutan karena di rumah baru tersebut matanya bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Seringkali dia melihat bayangan yang menakutkan dan penampakan-penampakan wanita. Bahkan di sekolahpun sang anak tidak bisa belajar dengan tenang karena indra keenam yang dimilikinya mengganggu konsentrasi pikirannya. Pada akhirnya seorang psikolog membantu dia untuk kembali menghadapi hari-harinya. Hingga di akhir cerita di mampu menghadapi kehidupannya dengan kelebihan yang dimilikinya itu.
Di Indonesia sendiri fakta kabur tentang indra ke enam selalu menajdi buah bibir yang tiada habisnya. Entah mengapa, masyarakat kita itu senang sekali membicarakan hal-hal yang berbau magis. Masih ingatkan tentang Ponari? Gara-gara dia punya batu dari petir, dia menjadi tabib cilik dan terkenal seketika. Padahal itu semua jika di pandang dari kacamata medis dan kedokteran sungguh tidak masuk akal. Akan tetapi kultur masyarakat yang lebih  kuat mempercayai kekuatan magis mengalahkan analisis bidang kedokteran. Jadilah dia mempunya produk bernama PONARI SWEAT pengganti ion tubuh yang hilang, hehe. Oh ya, kembali pada indra ke enam. Tak sedikit masyarakat kita juga yang memiliki indra ke enam dan tidak sedikit pula yang tidak menyadari dirinya memiliki kelebihan itu. Sebenarnya saya juga belum terlalu memahami seperti apa indra ke enam yang sebenarnya dan bagaimana kerjanya. Mungkin ini akan menjadi kajian saya di kemudian hari.
Saya selalu respek terhadap orang yang memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain. Namun terkadang juga takut, karena dia bisa saja mengetahui alur pikiran kira yang sebenranya, apalagi jika bisa membaca hati seseorang. Namun yang menjadi pertanyaan saya adalah, mengapa seseorang bisa diberi indra ke enam dan membaca pikiran orang lain, padahal isi hati manusia hanya Allah saja yang tau selain dirinya sendiri?
Pertanyaan selanjutnya muncul di benak saya. Apakah ada tingkatan sixth sense? Dan apakah sixth sense bisa dipelajari ataukah hanya diwariskan? Saya ada sedikit kecondongan untuk mengakaji hal ini lebih dalam, mudah-mudahan saya berlanjut untuk mengkaji fenomena sixth sense. (Intan KP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar