Minggu, 02 Desember 2012

Mental? Inilah Jawabannya !



Oleh   : Pratama Syah Alam
Hening suara dengan degub jantung yang berdetak keras, sorot mata tajam sang nomor 10, dengan keberanian memuncak, saat semua berbalik dan meuntup mata, dia tegar menghadapi takdir. Detik terlewat, jempol dihisap, teriakan membahana, Sang Pangeran Roma berhasil menyarangkan sikulit bundar ke gawang tim Kangguru lewat titik putih. Tak ada yang bisa mengelak, Francesco Totti berhasil membawa Gli Azzurri Italia melenggang ke fase selanjutnya, hingga mengangkat trofi Juara Dunia FIFA 2006 di Jerman, setelah mengalahkan sang rival Perancis lewat drama adu penalty dibabak final.
          Bicara Italia di Piala Dunia 2006, artinya berbicara pemain-pemain yang menghuni skuadra tim Biru itu, untuk menjadi kampiun di dunia, bukan hanya kebintangan ataupaun permainan cantik, tapi juga mental yang bicara dan Italia memiliki itu, sebut saja para veteran seperti Totti, Cannavaro, Nesta, Del Piero dan Buffon juga para pemain lain yang juga bermental baja.
          Inilah rahasia kesuksesan anak asuh Marcello Lippi dikancah persepakbolaan dunia paling bergengsi itu, Mental. Karena bila bicara materi pemain, tim lain pun tidak kalah, Argentina punya Messi yang kala itu menjadi  Rissing Stars, Inggris juga punya skuad mumpuni dengan Beckham yang menjadi jenderal lapangan, Brazil dengan para bintangnya serta Jerman yang menjadi tuan rumah nyatanya tak mampu menjadi juara dunia.
          Masih ingatkah kita saat 2006 itu Italia sedang dirundung masalah Calciopolli (pengaturan skor) yang dilakukan oleh bebrapa tim besar Italia, secara psikologis hal itu harusnya mengganggu penampilan para Gladiator Italia, tapi nyatanya tidak. Bahkan Buffon yang klubnya tersandung kasus memalukan itu, bisa bermain apik menjaga gawangnya dengan hanya kebobolan 2 gol, itupun dari blunder Zacardo yang menggelindingkan bola ke gawang timnya sendiri dan penalty dari maestro Perancis Zinedine Zidane.
          Tak hanya Buffon, para pemain lainpun mampu menjalankan perannya dengn baik, terlebih Totti, kapten AS Roma ini bermain cantik dalam tiap laga, teknik tinggi, umpan akurat, juga tendangan Sendok Kopi yang menjadi ciri khasnya mampu menjadi tontonan Seni yang memikat setiap mata penikmat sepakbola, yang paling tidak bisa dilupakan adalah eksekusi penalty dinginnya ke gawang Australia. Banyak orang menganggap tendangan penalty itu adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh semua pemain bola, bahkan orang biasapun bisa mengeksekusi penalty. Ya benar, menendang mungkin gampang, tapi dalam keadaan seperti ini bukan hanya kemampuan menendang yang dikerahkan, tapi mental eksekutor pun bicara. Totti mampu melakukan itu, saat timnya dilanda frustasi dalam pertandingan tersebut, Italia diberi hadiah penalty, karena Grosso “yang menjadi penyelamat” dengan melakukan diving dikotak penalty lawan. Disinilah suami dari Illary Blasi itu menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam hidupnya, bila tendangannya masuk bisa dipastikan Italia menang, namun jika dia gagal, rekan setimnya akan semakin frustasi dan mungkin akan menjadi akhir perjuangan tim.
          Ketenangan yang dimilikinya sungguh hebat, faktor kecemasan seolah menghilang, dia berdiri menghadapi bola, dan dengan tendangan kilat bola masuk ke gawang tim berkostim Kuning Hijau itu, semua pemain, official team, dan para tifosi Azzurri diseluruh dunia larut dalam gemuruh untuk merayakan gol dari pemain berjuluk Il Gladiatore itu.
          Pemain Italia lain, Andrea Pirlo mengungkapkan kekagumannya kepada Sang Legenda Roma “Tim kami punya banyak eksekutor andal yang bermain ataupun yang duduk dikursi cadangan, sebut saja Del Piero, Grosso, De Rossi, kapten kami Cannavaro juga saya sendiri yang sering menjadi pengambil bola mati, tapi tak ada yang mampu seperti dia (Totti), dia sungguh tenang, dia tidak mundur untuk mengeksekusi saat pemain lain menolak, termasuk aku. Aku tak habis pikir bagaimana dia bisa memiliki mental Gladiator seperti itu.”. Lagi-lagi kekaguman yang dilontarkan bukan hanya karena tendangannya yang hebat, tapi karena keberanian dan ketenangan dalam menghadapi bola, pantas lah Totti menjadi nomor 1, mengungguli master sepakbola Pele dan juga striker paling tajam Batistuta dalam peringkat algojo penalty terbaik.
          Seperti itupula kehidupan kita, untuk menghadapi segala sesuatu, baik itu hamabatan atau tantangan, kuatkanlah mental kita, karena bila kita ragu, pasti kita akan gagal, jangan takut menghadapi kehidupan, saat semua mundur dalam mengarungi hidup yang dianggap sulit, kita harus tetap maju untuk melangkah dan bangkit saat terjatuh. Meskipun kita punya kemampuan yang hebat, bila tidak diimbangi dengan mental yang kuat, sangat sulit bagi kita untuk maju, karena kita akan mudah takut dan putus asa dalam melakukan sesuatu. Francesco Totti lewat eksekusinya mampu membawa Italia juara, andai dia ragu saat menendang, mungkin bolanya akan meleset atau mampu ditepis penjaga gawang, tapi keyakinan dan keberanian membuatnya berhasil menjalankan tugas dengan baik.
          Saatnya bangkit dari keterpurukan, maju terus untuk menyongsong kehidupan, menghindar tidak akan menyelesaikan sesuatu, tapi hanya akan menambah masalah baru, karena itu hadapilah apapun, sesulit dan semenakutkan apapun itu, pepatah klasik berkata “saat kita takut, itu tidak akan memperpanjang umur kita dan saat berani itu tidak akan memperpendek umur kita” jadi lebih baik siapkan mental kita dan hadapi semua hambatan, tantangan dan rintangan ada dalam kehidupan kita.

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar