Oleh :
Pratama Syah Alam
Ada
banyak kisah, cerita atau hanya sekedar dongeng yang ada dalam kehidupan ini,
tapi ada kisah yang begitu saya sukai, dan saya
mendapat kisah yang sama ini dari dua orang yang berbeda yang selalu bisa
menjadi inspirasi bagi saya, Anne Ahira dan Imam Besar Gerakan Panas Dalam
Merdeka, Pidi Baiq.
Kisah
Sederhana,
Seorang
professor berdiri di depan kelas
filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya. Saat kelas dimulai,
tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples mayones kosong yang
besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf. Kemudian dia berkata pada para
muridnya, apakah toples itu sudah penuh? Mahasiswa menyetujuinya. Kemudian
professor mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke
dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian
dia bertanya pada para muridnya, Apakah toples itu sudah
penuh? Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh. Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh?
penuh? Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh. Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh?
Para
murid dengan suara bulat berkata,
"Yaa!" Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja
dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan
secara efektif mengisi ruangan kosong di
antara pasir. Para murid tertawa
"Sekarang,"
kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami
bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola
golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan dan
teman. Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih
tetap penuh. Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil.
Pasir adalah hal-hal yang lainnya, hal-hal yang sepele, yang bersifat
hiburan."
"Jika
kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples,"
lanjut profesor, "Maka tidak
akan tersisa ruangan untuk batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang
sama akan terjadi dalam hidupmu. Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal
sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat
kalian"
"Jadi,
Berilah perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu. Bermainlah dengan
anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan.
Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. Akan selalu ada waktu untuk
membersihkan rumah, dan memperbaiki mobil atau perabotan. Berikan perhatian terlebih dahulu kepada
bola-bola golf - Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus
pasir-nya."
Salah
satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kalau Kopi yg dituangkan
tadi mewakili apa?”. Profesor tersenyum, "Saya senang kamu
bertanya. Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah
begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama
sahabat"
Kisah yang begitu
sederhana tapi memiliki makna yang sangat dalam, kopi yang mewakili pentingnya
persahabatan membuat saya merasa beruntung memiliki sahabat-sahabat didunia
ini, kisah ini saya dedikasikan untuk sahabat saya yang sedang berulang tahun.
My Bro, Mohamad Rian Ari Sandi.
Thanks for All, You’re
My Best Friend.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar