Senin, 28 Januari 2013

GOL A GONG

Oleh : Pratama Syah Alam



“Kamu suka nulis dimana aja?” Tanya pria berambut gondrong, kepada pria muda disampingnya. “Cuman di blog mas, paling kalau ada yang agak bagus dimuat di Koran.” Jawab pria muda yang berambut gondrong juga. “Nah, modal bagus tuh, udah kamu ikut saya aja, kita sama-sama belajar.” ajak pria yang merupakan penulis fenomenal ‘Balada Si Roy” kepada pria muda beruntung yang ternyata adalah saya sendiri Alam Syah Pratama Alisyahbana.
          Bagi saya bertemu Gol A Gong seperti mimpi disiang bolong, apa lagi dia begitu akrab kepada saya, dengan sedikit celotehan dan sikap rendah hatinya, membuat saya semakin mengagumi penulis yang sudah menelurkan lebih dari 70 novel ini. Bagaimana tidak tersanjung dengan kerendahan hatinya, semua orang tahu bahwa karyanya merupakan salah satu maestro sastra Indonesia, tapi saat saya bilang “Saya pengen belajar banyak dari anda Mas”, pria yang akrab disapa Gong ini malah menjawab “Ah saya yang harus belajar dari Alam, atau kita belajar sama-sama”. Benar-benar sosok penulis yang ramah dan rendah hati, tidak ada kesombongan yang terlihat dari pria yang kehilangan tangan kirinya diumur 11 tahun ini. Bahkan dia meminta saya untuk mulai menulis cerpen atau novel, dan mulai memikirkan nama pena andai saya benar-benar mau menjadi penulis fiksi, bagi Gol A Gong dengan nama pena lah kita memulai proses kreatif kita, dimana imajinasi dan fantasi disatukan dengan impian dan harapan untuk nama yang akan membawa kita menjadi apa yang kita cita-citakan.

          Gol A Gong lahir di Purwakarta, 15 Agustus 1963, tapi sejak tahun 1965 dia tinggal diserang bersama ayah dan ibunya yang seorang pendidik. Manuskrip serial “Balada Si Roy” yang dikirim ke majalah HAI pada Oktober 1988 adalah awal karir kepenulisan suami dari Tias Tatanka ini. Sejak saat itu dia menjadi penulis hebat yang produktif, cerpen-cerpennya hadir di majalah HAI, Gadis, Mode, Aneka Yess, Seputar Indonesia, Ummi, Annida, Sabili, NOor dan Muslimah. Sudah sekitar 70 novel  ditulisnya, Serial novel fenomenal “Balada Si Roy” (Gramedia, 1989-1994 dan Hikmah, 2004), “Cinta Mu Seluas Samudera” (Mizania Publika, 2001-2008), Al-Bahri (Asy Syaamil, 2001), Labirin Lazuardi (Tiga Serangkai, 2005), Dua matahari (Zikrul Hakim, 2006) dan novel-novel fenomenal lainnya. Serta buku-buku barunya di 2008 seperti “Aku Anak Matahari”, “The Journey”, “Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup”, “Musafir” dan Buku yang saya pegang saat menulis ini yaitu “Ledakan Idemu, Agar Kepalamu Nggak Meledak”.
          Gol A Gong benar-benar penulis hebat yang menjadi inspirasi bagi saya, saya berharap saya dan banyak anak Indonesia bisa menjadi penulis hebat seperti ayah dari 4 anak ini. Mari kita mulai mengukirkan sejarah lewat karya-karya yang kita buat. Semoga AIR yang saya garap bersama Rian dan Intan ini bisa mengantarkan kami menjadi penulis yang bisa membuat Indonesia bangga memliki putra-putri seperti kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar