Rabu, 30 Januari 2013

Tiga Partai Politik jadi ‘Korban’ di Januari


Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi


            Sesaat sebelum tahun 2012 berakhir banyak pengamat politik memprediksi bahwa tahun 2013 merupakan tahun politik dimana parpol akan pasang kuda-kuda untuk menata diri agar di tahun 2014 bisa menarik simpati masyarakat. Hal yang pasti bagi mereka adalah bagaimana caranya agar mereka bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Salah satunya dengan menjaga agar citra partai mereka bisa terus membaik di mata masyarakat. Namun tampaknya bagi Partai NasDem, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera, bulan Januari atau di awal 2013 ini merupakan ujian cukup berat yang harus mereka lewati.
Partai NasDem yang tengah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum sebagai partai baru dengan mengusung jargon Gerakan Perubahan mendapatkan tamparan keras ketika Hary Tanoesoedibjo beserta “antek-anteknya” mengundurkan diri dari kepengurusan dan keanggotaan partai. Mundurnya HT tentu memberikan dampak yang tidak kecil bagi partai NasDem, terutama berkenaan dengan iklan partai yang tidak bisa lagi mudah nampang di televisi dan media milik HT yang tergabung dalam MNC Group. Sampai sekarang efek mundurnya HT masih terasa. Terutama gejolak beberapa pengurus di wilayah yang kecewa kepada pengurus pusat atau mungkin juga “kepincut” untuk bergabung dengan ormas Perindo yang dibentuk oleh HT.
            Selanjutnya ada Partai Amanat Nasional. Hari minggu pagi atau tanggal 27/01 lalu salah satu politisi mereka yang juga anggota DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah harus ikut terseret dalam penggerebekan Badan Narkotika Nasional terhadap pesta narkoba yang dilakukan di rumah Raffi Ahmad. Karena berada di lokasi kejadian Wanda pun harus ikut serta dibawa ke kantor BNN untuk dimintai keterangan. Keberadaan Wanda di rumah Raffi Ahmad di pagi buta membuat media gencar melakukan pemberitaan tentang kemungkinan keterlibatan Wanda dalam pesta narkoba tersebut, ataukah mungkin ada hubungan khusus antara Wanda dan Raffi. Tak ayal pemberitaan tersebut cukup membuat citra PAN sedikit tercoreng. Untungnya saja, PAN melalui Ketua DPP PAN sigap bergerak dengan melakukan klarifikasi kepada publik agar tidak mudah termakan oleh pemberitaan yang menyudutkan Wanda. Sampai pada akhirnya, rabu 30/1 kemarin Wanda dikembalikan lagi kepada keluarga karena terbukti tidak terlibat dalam pesta narkoba tersebut.
            Dan dipenghujung bulan Januari, publik kembali digegerkan dengan terbongkarnya dugaan kasus korupsi yang menyeret Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Luthfi ditangkap oleh KPK di kantor DPP PKS Jln.TB Simatupang, Jakarta rabu malam, karena diduga terlibat dalam kasus suap impor daging sapi senilai satu miliar. Kasus korupsi yang menyeret kader PKS tentu akan membuat publik terhenyak, apalagi yang tersangkut adalah Pimpinannya langsung. Padahal selama ini partai yang berasaskan islam tersebut selalu mengkampanyekan diri sebagai partai bersih. Dan memang dari kasus-kasus korupsi yang menyeret pejabat publik, (seingat saya) baru hanya Misbakhun yang berasal dari PKS. Tentu hal itu menjadi nilai plus PKS di mata publik. Tapi setelah kasus ini mencuat dan (saya prediksikan) akan menjadi pembahasan hangat di media massa beberapa hari/pekan kedepan, akankah kepercayaan publik terutama simpatisan PKS menurun? Tentu semua itu tergantung banyak faktor. Jika memang Luthfi merasa tidak bersalah dan PKS yakin presidennya tersebut tidak terkait kasus korupsi, mereka harus bekerja ekstra keras untuk meyakinkan publik agar kepercayaan mereka kepada PKS tidak terpengaruh. Dan itu bukanlah perkara mudah.
            Semoga kita sebagai masyarakat bisa bersikap bijak dalam menganggapi setiap pemberitaan yang ada di media massa. Apalagi jika berkenaan dengan kasus hukum yang menyeret kader partai politik. Kita harus cerdas dalam mencerna dan mengambil kesimpulan terhadap kebenaran berita tersebut. Karena saat ini kita semua tahu, banyak dari media termasuk televisi yang sudah “didomplengi” oleh kepentingan-kepentingan politik yang tentunya akan berpengaruh kepada bagaimana cara mereka menyajikan pemberitaan kepada masyarakat.
 

Tulisan ini juga diposting di: http://politik.kompasiana.com/2013/01/31/tiga-partai-politik-jadi-korban-di-januari-529537.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar